Harus Bersepatu Kets dan Pakai Kaos
Cara Urus Perkara di Rumah Dinas Akil
JAKARTA - Bupati Gunung Mas Hambit Bintih blak-blakan mengungkapkan upaya penyuapan yang dilakukan terhadap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Salah satunya bagaimana Hambit menemui Akil di rumah dinasnya di Widya Chandra. Bupati incumbent itu sampai harus diminta memakai sepatu kets dan kaos untuk menghindari kecurigaan.
Pernyataan Hambit itu disampaikan saat dia menjadi saksi mahkota untuk terdakwa lain, yakni anggota DPR asal Golkar Chairun Nisa. Hambit membeberkan bagaimana dia bisa bertemu Akil hingga tawar-menawar harga putusan sengketa pilkada Gunung Mas. \"Saya bertemu Akil di rumah dinas dengan Dodi, dia merupakan sekretaris organisasi panjat tebing di Kalteng (Kalimantan Tengah),\" ujar Hambit.
Dia mengaku sempat dua kali ke rumah Akil. Namun pada kedatangan pertama Akil tidak mau menemui. Hambit hanya menunggu di dalam mobil di luar rumah dinas Akil. \"Pada pertemuan selanjutnya saya disuruh beli sepatu kets dan kaos. Sebab Dodi kalau bertamu ke rumah Akil juga menggunakan pakaian seperti itu, katanya biar tidak mencurigakan,\" terang Hambit.
Setelah memakai sepatu kets dan kaos, Hambit memang diterima Akil di rumah di rumah dinas. Pada kesempatan itu dia langsung menyampaikan maksud kedatangannya. Yakni meminta agar kemenangannya dalam pilkada dimuluskan dengan ditolaknya gugatan dari pasangan lain di MK. Mendengar permintaan itu ternyata Akil malah memanas-manasi.
\"Katany a perkaranya berat. Sebagai incumbent saya dituduh banyak melakukan kecurangan,\" cerita Hambit. Dari situ kemudian Akil meminta Hambit selanjutnya berhubungan dengan Chairun Nisa untuk persoalan pilkada Gunung Mas. Pada Chairun Nisa itulah Akil mengajukan harga putusan sesuai keinginan Hambit sebesar Rp 3 miliar. Angka itu tidak bisa ditawar lagi oleh kubu Hambit.
Dari situ Hambit kemudian meminta keponakannya Cornelis Nalau untuk menyediakan uang. Ketamakan Akil makin terungkap dari pernyataan Hambit mengenai bagaimana Chairun Nisa diminta segera membawakan uang Rp 3 miliar itu ke rumah dinasnya. Chairun Nisa dan Cornelis yang membawa uang itu pun akhirnya diciduk oleh petugas KPK bersama Akil di rumah dinasnya.
Pertemuan Hambit dengan Chairun Nisa dalam kaitan sengketa pilkada Gunung Mas difasilitasi oleh Ketua DPP Golkar Kalteng, Rusliansyah. Politisi itu kemarin juga ikut menjadi saksi untuk Hambit,m Cornelis Nalau dan Chairun Nisa. Rusliansyah mengakui pernah menghadap Akil bersama Chariun Nisa untuk menyampaikan ada 11 pilkada di Kalimantan Tengah yang semuanya diikuti kader Partai Golkar.
\"Tapi kami berdua hanya menyampaikan saja tidak meminta tolong untuk dibantu,\" elak Rusliansyah. Pernyataan itu sekaligus mencabut BAP-nya yang menyatakan meminta agar Akil membantu calon-calon Partai Golkar itu. \"Saya waktu diperiksa penyidik itu habis operasi, sehingga tidak konsentrasi,\" ujarnya.
Peran Rusliansyah dalam suap sengketa pilkada Gunung Mas memang cukup sentral. Selain dia yang mempertemukan antara Chairun Nisa dan Hambit untuk membahas sengketa pilkada di MK, Rusliansyah juga yang menjanjikan pada Chairun Nisa jika bisa membantu Hambit, maka dia juga akan dibantu dalam proses pencalegan.
Seperti diketahui Chairun Nisa merupakan anggota DPR asal Golkar yang berangkat dari Kalteng. Periode depan dia mencalonkan diri lagi. Janji Rusliansyah itu terungkap dalam smsnya ke Chairun Nisa yang berhasil disadap KPK.
(gun/dim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: