SBY Merasa Sering Didzolimi Media

SBY Merasa Sering Didzolimi Media

BENGKULU -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali curhat tentang dirinya yang

merasa sering didzolimi oleh media. Kali ini, curhat tersebut disampaikan orang nomor 1 RI itu dalam acara perayaan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2014, di Bengkulu, kemarin.

Di sela-sela pidatonya, SBY mengatakan bahwa selama 10 tahun masa jabatannya, ia merasa pers sering sinis dan kurang bersahabat padanya dan keluarga. \"Pers sering cynical dan kurang bersahabat. Tiada hari tanpa pergunjingan dan kritikan tentang saya dan keluarga,\" katanya.

SBY sendiri pernah beberapa kali mengeluhkan hal yang sama. Pada Oktober tahun lalu misalnya, ia mengatakan sering digebuki oleh pers dalam sambutannya saat temu kader Partai Demokrat.

Kendati demikian, lanjutnya, situasi tersebut justru membuatnya bertahan. Ia mengaku dibalik setiap kritikan pers ada jasa pers yang begitu besar. Sebab dwngan kritikan tersebut, ia bisa selalu instropeksi diri. Selain itu, kondisi tersebut pun dapat dijadikannya sebagai ajang pembuktian diri untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan yang ia miliki. Sebab menurutnya, masih banyak penguasa yang masih menggunakan kekuasaannya untuk menekan pers jika tak suka dengan pemberitaan tentangnya.

Tak hanya menyampaikan rasa terima kasihnya karena itu, dalam kesempatan tersebut SBY juga berterima kasih karena dianugerahi gelar Sahabat Pers dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ia mengaku bahagia dan berjanji akan terus menjadi sahabat pers.

Acara puncak HPN 2014 sendiri dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Bersatu Jilid II dan beberapa kader Partai Demokrat. Terlihat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Dino Pati Djalal, dan beberapa orang lainnya datang bersama rombongan presiden.

Ditemui usai acara, Mendikbud mengatakan dari beberapa kali ia menghadiri perayaan HPN, tahun ini merupakan perayaan paling berkesan. Pasalnya, acara HPN kali ini diselenggarakan di salah satu peninggalan sejarah, yakni benteng Malborough, Bengkulu. Kesempatan ini, menurutnya, dapat sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia memiliki peninggalan sejarah yang sangat banyak. \"Sehingga masyarakat ingat untuk kembali melestarikan peninggalan sejarah yang ada. Sebab salah satu kunci untuk maju adalah dengan mengingat sejarah,\" ungkapnya.

(mia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: