Pasokan Holtikultura Berpotensi Menipis
JAKARTA - Kementerian Perdagangan menilai pasokan bahan pangan pokok secara nasional masih mencukupi pasca letusan Gunung Kelud di Jawa Timur beberapa waktu lalu. Meski begitu, perlu diwaspadai lonjakan harga holtikultura seperti cabe dan sayuran dalam beberapa pekan ke depan.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan, secara umum kondisi pasokan dan ketersediaan bahan pokok di tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Jogjakarta, dan Jawa Tengah masih cukup. \"Secara nasional juga masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan untuk beberapa minggu ke depan, kita masih hitung,\" ujarnya kemarin (19/2).
Bisa jadi, lanjut Mendag, akan terjadi kekuarngan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang. \"Untuk cabe dan sayuran daun seperti kol dan kubis sempat turun 50 persen pasokannya di Pasar Induk Osowilangun. Biasanya 20 ton per hari, beberapa hari lalu cuma 10 ton,\" ungkapnya.
Khusus untuk komoditas cabe, dampak letusan Gunung Kelud di beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jawa Timur seperti Blitar, Kediri, Malang, dan Nganjuk telah mengakibatkan banyak petani gagal panen. Hal itu juga berpotensi mengurangi pasokan cabe ke pasar lokal di sekitar Jawa Timur dan pengiriman ke DKI Jakarta hingga Banten. \"Bahkan dampaknya pasokan ke luar pulau Jawa seperti Ambon dan Papua juga akan berkurang,\" lanjutnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta kalangan akademisi menyumbangkan pemikirannya untuk menghadapi berbagai bencana alam di Indonesia. Seperti konstruksi sarang laba-laba yang dibuat ITS Surabaya. \"Itu banyak digunakan di berbagai bangunan dan merupakan konstruksi yang telah terbukti keunggulannya,\" kata dia.
Itu merupakan konstruksi tahan gempa yang sangat tepat diterapkan pada kondisi tanah ekstrem seperti di sekitar gunung aktif yang banyak ditemui di Indonesia. \"Sekarang ini saya sudah minta dilakukan inventarisasi lahan pertanian dan perkebunan milik warga yang terkena abu dan pasir untuk kemudian diperbaiki. Ini supaya perekonomian tetap jalan,\" tukasnya.
Meskipun saat ini upaya pembersihan abu dan pasir di rumah maupun lahan pertanian masih terus dilakukan, Hatta berharap masyarakat kembali menjalankan aktivitas ekonominya seperti sebelumnya. Sebab, lahan pertanian dan perkebunan di daerah yang terkena abu vulkanik bisa mempengaruhi pasokan nasional. \"Meski aktivitas manusia sempat berhenti, ke depannya harus kembali normal seperti semula,\" tuturnya.
Kata Hatta, kegiatan ekonomi tidak boleh berhenti terlalu lama, seperti halnya penutupan bandara karena gangguan abu Gunung Kelud. \"Ketika transportasi udara mengalami masalah, dapat dilakukan melalui transportasi darat maupun laut. Intinya kegiatan ekonomi harus terus berjalan. Ketika mengalami gangguan, jangan sampai itu berdampak terlalu luas,\" jelasnya.
(wir/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: