Pilgub, PAN Terancam Pecah
Kader Berebut Calon Gubernur
JAMBI – Jelang perhelatan akbar Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun depan, Partai Amanat Nasional (PAN) dibayang-bayangi perpecahan. Pasalnya, ada dua kadernya yang digadang-gadangkan maju di ajang Pilgub tersebut. Diantaranya, Azrin Nurdin yang saat ini menakhodai perahu PAN Provinsi Jambi. Kemudian, ponakan Azrin sendiri, Zumi Zola yang juga merupakan Ketua DPW Barisan Muda PAN Provinsi Jambi.
Kedua kader ini memiliki potensi dan peluang maju di partai yang sama. Karena keduanya memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi suara pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Apalagi Zumi Zola tentunya diback up orang tuanya, H Zulkifli Nurdin (ZN) yang pernah menjabat sebagai Ketua DPW PAN.
Hanya saja sinyalemen perpecahan ini buru-buru dibantah Sekretaris DPW PAN, Saipul Azwar. Dirinya menyebutkan, secara organisasi PAN tidak pernah ada perpecahan. Jika ada beda pendapat, katanya, itu hal biasa.
“Secara organisasi PAN bersatu, ketika itu yang diputuskan oleh partai maka itu yang akan diusung. Bagi yang tidak mengikuti perintah partai tentu ada sanksi yang harus diambil,” akunya.Saipul mempersilahkan melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat. Ia beralasan kemungkinan ini karena kader PAN sudah siap untuk bertarung memperebutkan BH 1 tersebut.
“Mungkin kader kami sebagai salah satu kader yang siap, PAN tetap satu. Hanya saja ada yang harus menyesuaikan diri, jangan baru masuk tetapi mau menentukan. Ada aturan main, ikuti saja. Jangan samakan PAN ini seperti sebelumnya,” tuturnya.
Sedangkan untuk menentukan dukungan itu merupakan kewenangan mutlak dari DPP PAN. Hingga saat ini sikap partai belum bulat mengenai Pilgub karena masih menunggu hasil Pileg.
“Sejauh ini partai belum pernah membicarakan masalah itu, pastinya menunggu hasil Pileg,” tukasnya.
Untuk pertimbangan dalam mengusung calon, partainya juga akan berpedoman dengan hasil survei untuk melihat popularitas dan elektabilitas sang calon.
“Kemudian loyalitas kader. Karena kita sudah pengalaman, ketika mengusung calon tetapi setelah jadi tidak ada konstibusinya untuk PAN. Ini sudah banyak, makanya kita menghindari orang yang berfikiran pragmatis, tidak memikirkan partai ke depan. PAN ini bukan hanya tiket masuk. Untuk itu kita akan ketat. Akan ada fit and proper tes, ada tim yang akan melihat sejauh mana ideologinya terhadap partai,” tandasnya.
Mengenai nanti kader PAN sebagai orang nomor satu atau nomor dua, juga tergantung hasil Pileg yang tinggal menghitung hari ini. “Kalau memang nanti kita dapat 15 persen kursi parlemen, berarti ada kemungkinan kita untuk nomor satu,” pungkasnya.
(cas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: