Reduksi Limbah Detergen,Jason dan Thomas Raih Medali Emas ISPO 2014
Dia menuturkan, limbah detergen memiliki bahan aktif surfaktan yang mengandung LAS (linier alkyl benzene sulfonate) dan ABS (alkyl benzene sulfonate). Dua bahan kimia tersebut membahayakan kesehatan kulit manusia. Efek langsung bagi orang yang terkena limbah detergen, kulit bisa kasar atau pecah-pecah. Juga, gatal-gatal yang bila digaruk bisa lecet dan menjadi luka.
Ide penelitian itu muncul pada tahun lalu ketika Jason dan Thomas masih duduk di bangku kelas X. Saat itu keduanya mendapat tugas dari guru untuk penelitian.
Jason dan Thomas menggunakan enzim bakteri Bacillus subtilis untuk menekan penggunaan surfaktan di detergen. Jason menjelaskan, bakteri yang mereka pakai tidak bersifat patogen sehingga aman untuk kesehatan manusia. Enzim lipase dari bakteri Bacillus subtilis diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bio-emulsifier.
Dalam proyek tersebut, Jason dan Thomas menguji apakah bio-emulsifier dari enzim lipase bisa merudiksi limbah detergen sekaligus dampak atau efek sampingnya atau tidak.
\"Hipotesis kami, bio-emulsifier bisa menjadi solusi untuk mengurangi jumlah pemakaian LAS (bahan aktif dalam detergen, Red),\" katanya.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, mereka menguji langsung dengan memberikan bio-emulsifier ke dalam campuran minyak dan air. Mereka mengansumsikan minyak sebagai kotoran di kain atau barang-barang yang biasa dibersihkan dengan detergen.
Sebelum bio-emulsifier diberikan, di dalam larutan terlihat air dan minyak tidak bisa bercampur. Minyak mengapung di atas air (massa minyak lebih rendah daripada air, Red). Namun, ketika air dan minyak itu diberi bio-emulsifier dari enzim bakteri Bacillus subtilis, ternyata minyak tidak lagi mengambang di atas air. Dengan kondisi tersebut, Jason dan Thomas menyimpulkan bahwa ezim bakteri Bacillus subtilis efektif mengurangi penggunaan surfaktan dalam detergen.
\"Di dalam detergen, yang bahaya adalah surfaktannya. Karena itu, setelah surfaktan ditekan dengan enzim bakteri tersebut, limbah detergen bisa menjadi ramah terhadap lingkungan,\" paparnya.
Selain itu, efektivitas detergen untuk membersihkan kotoran di baju atau bahan lainnya tetap ampuh. Buktinya, dalam uji coba tersebut, kotoran di baju atau tempat lain bisa larut setelah diberi detergen plus itu.
Untuk menyelesaikan proyek penelitian tersebut, Jason dan Thomas harus bekerja keras. Mereka juga mesti bisa membagi waktu dengan jam pelajaran di kelas. Apalagi mereka harus terjun langsung ke lapangan untuk mengambil sampel limbah detergen di beberapa sungai. Untungnya, para guru dan sekolah sangat men-support penelitian dua siswanya itu.
\"Juri mengatakan proyek kami bagus karena konkret mengatasi masalah lingkungan hidup,\" paparnya.
Berkat keberhasilannya meraih medali emas ISPO 2014, Jason dan Thomas berhak tampil dalam olimpiade lingkungan tingkat internasional di Amerika Serikat dalam waktu dekat.
(*/c5/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: