>

Maskapai Berebut 19 Rute Merpati

Maskapai Berebut 19 Rute Merpati

JAKARTA - Luasnya wilayah dan perekonomian yang masih tumbuh membuat industri penerbangan memiliki prospek cerah. Karena itu, tidak mengherankan jika rute maskapai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang banyak melayani jalur perintis pun kini menjadi rebutan.

                Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, Kementerian Perhubungan sudah menawarkan 19 rute Merpati ke maskapai lain yang tertarik untuk mengambil.  \"Proposal sudah masuk. Rasanya berminat semua,\" ujarnya usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian kemarin (26/2).

                Sebagaimana diketahui, Merpati yang terbelit kesulitan finansial tidak bisa lagi beroperasi. Padahal, selama ini maskapai pelat merah ini banyak melayani rute penerbangan di kawasan timur Indonesia (KTI) yang menghubungkan wilayah Maluku, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara.

                Rute tersebut adalah Ambon-Labuha, Bade-Merauke, Biak-Sorong, Bima-Makassar, Ende-Saumlaki, Ewer-Merauke, Jayapura-Tanah Merah, Kepi-Merauke, Gebe-Ternate, Labuhan Bajo-Maumere, Makassar-Maumere, Makassar-Merauke, Makassar-Selayar, Manado-Palu, Merauke-Tanah Merah, Merauke-Wanam, Moananami-Nabire, Mulia-Nabire, dan Sorong-Timika.

Menurut Bambang, pemerintah berkepentingan untuk menawarkan rute Merpati agar segera terisi. Apalagi sebagian wilayah yang masuk rute Merpati tersebut memang hanya memungkinkan dijangkau melalui transportasi udara. \"Bagi pemerintah yang penting masyarakat terlayani,\" katanya.

Sebelumnya, perusahaan maskapai memang sudah menyatakan ketertarikannya. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan, Lion Air Group memiliki cukup armada untuk mengambil alih rute Merpati di kawasan timur Indonesia. \"Apalagi itu kan rute-rute perintis yang sangat dibutuhkan masyarakat,\" ucapnya. Selain itu, Susi Air dan Citilink juga menyatakan siap mengambil alih rute Merpati.

Bambang Susantono menambahkan, meski tidak terkait secara langsung dengan proses restrukturisasi Merpati, dirinya menyarankan agar Merpati melakukan pengalihan fokus bisnis dari penerbangan reguler menjadi penerbangan carter. \"Saya kira carter lebih baik karena tidak terbebani banyak biaya operasional,\" ujarnya.

Terkait rencana manajemen Merpati untuk masuk ke bisnis penyedia jasa penerbangan Umroh ke Arab Saudi, Bambang mengatakan agar manajemen Merpati memikirkan berbagai faktor seperti kebutuhan biaya, ketersediaan pesawat, dan kesinambungan bisnisnya. \"Kita nanti lihat business plan-nya seperti apa,\" katanya.

(owi/sof)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: