>

Bukti Ayat-ayat Allah

Bukti Ayat-ayat Allah

Oleh :  Sjofjan Hasan.

                Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (QS AR-RUM ayat 41).

                Empat belas abad yang lalu, Allah telah memberi peringatan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw, alam semesta yang diciptakan Allah tidak sia sia  dan  sebagai kasih sayang Allah pada ummat manusia,agar dapat hidup layak dan menyenangkan, dan mensyukurinya dan menjaga keseimbangan alam dan eko sistem alam untuk kelangsungan kehidupan ummat manusia. Apa yang tejadi sekarang ini ? Bencana demi bencana  telah melanda tanah air kita. Dari banjir, kabut asap, gunung meletus, dan bencana bencana lain lainnya secara beruntun terjadi.

                Dalam konfrensi Iklim II yang dilaksanakan di Paris pada permulaan tahun 2007, lebih dari 500 ilmuwan yang berasal dari berbagai penjuru dunia mengeluarkan berbagai pendapat. Salah satu yang terpenting adalah bahwa kerusakan lingkungan dan polusi telah terjadi baik di daratan maupun di lautan. Kerusakan itu telah melanda manusia, tumbuhan dan hewan. Menurut mereka semua kerusakan yang terjadi di alam semesta ini akibat ulah manusia. Yang menakjubkan adalah Alquran telah merangkum semua pendapat ini hanya dengan satu ayat,yaitu ayat 41 surat Ar Rum tersebut diatas. Ayat ini menerangkan bahwa munculnya kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan manusia.(Ensiklopedia Mukjizat Al Quran dan Hadis, Buku ke 8, halaman 36,37). Ini suatu bukti lagi kebenaran Alquran. Subhanallah....

Bencana yang terjadi selain gejala alam murni, juga dipicu oleh aktifitas manusia yang semangkin meningkat.Tidak jarang terjadi dalam memacu pertumbuhan ekonomi, seringkali terjadi dampak yang tidak terduga terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial. Penyusunan Tata Ruang Daerah kurang memperhatikan watak alam. Dalam melakukan pembangunan,adakalanya kurang memperhatikan keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup, kurangnya daerah resapan air, drainase yang tidak cukup menampung aliran air ketika  musim hujan.Penebangan hutan hanya berorientasi pada ekonomi/keuntungan, tanpa mempertimbangkan keseimbangan dan keselarasan alam, yang pada akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Membuka lahan hutan dengan biaya murah dengan melakukan pembakaran, yang pada giliranya menimbulkan kabut asap yang pasti mengganggu kehidupan masyarakat, baik didaerah sekitar hutan, maupun di tingkat perkotaan. Sampai sampai negara tetangga komplain gara gara asap yang berasal dari pembakaran hutan di wilayah negara kita. Ketika ingin menangkap ikan di sungai atau di danau dilakukan dengan meracuni atau dengan bahan peledak, yang mengakibatkan ikan ikan lebih banyak mati dariapada yang dibuktuhkanb. Perilaku orang yang beriman tidak mungkin melakukan ekploitasi alam dengan semangat keserakahan dan mementingkan diri sendiri . Sebab orang yang beriman yang sesungguhnya sadar, bahwa semua perbuatannya selama hidup akan dipertanggung jawabkan di depan Allah.

Kondisi alam Indonesia memang terletak pada daerah rawan bencana,  wilayah   Indonesi terletak pada jalur aktif tektonik, aktif vulkanik, dan beriklim tropis basah, yang menyebabkan aktifitas kegempaan tinggi, yang rentetan peristiwa dapat mengakibatkan bencana alam longsor, banjir, tsunami, dan kerusakan berbagai bangunan.Kondisi alam Indonesia ini sama dengan Jepang, yaitu yang rawan terhadap bencana.  Dari segi kesiap siagaan terhadap bencana kita memang harus belajar dengan bangsa  Jepang. Hampir setiap saat ada bencana yang terjadi, bahkan sering dikatakan bangsa Jepang hidup bersama resiko bencana.. Bangsa Jepang menghadapi bencana bukan dengan menentangnya, tapi mensiasatinya, terutama kesiap siagaan sebelum bencana terjadi.Tingkat kedisplinan masyarakatnya bersama pemerintah sangat tinggi.

Berbicara mengenai penanggulangan bencana sebenarnya sudah ada cara atau system yang perlu dilakukan, yang di kenal dengan Manajemen Penanggulangan Bencana. Dalam penanggulangan bencana ada tindakan yang harus dilakukan yaitu, tindakan sebelum bencana terjadi, pada saat bencana terjadi, dan sesudah/pasca bencana terjadi. Dari tiga tahap tindakan tersebut, yang paling penting dan sangat menentukan keberhasilan dalam penaggulangan bencana adalah tindakan apa yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi, dengan kata lain adalah kesiap siagaan kita sebelum bencana terjadi.

Upaya upaya yang harus dilakukan dalam rangka kesiap siagaan adalah ; Pertama, peneitian dan pemetaan daerah rawan bencana. Kedua; Penyiapan perengkat lunak maupun keras, pelatihan dan penyuluhan baik petugas maupunmasyarakat. Ketiga; Pengembangan system informasi penanggulangan  bencana dan pemanfaatan informasi kerawanan suatu daerah dalam perencanaan pembangunan maupun dalam penyusunan suatu tata ruang pada setiap tingkat daerah.  Keempat; peningkatan penyuluhan pada masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana. Kelima; Penyepurnaan Peraturan perundang undangan tentang penanggulangan bencana. Demikian yang harus kita lakukan dalam rangka kesiap siagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

Dari sisi lain, kita juga harus intropeksi diri kita sebagai ummat manusia, bagaimana perilaku kita sebagai ummat yang mengakui adanya Maha Pencipta Alam, sebagai ummat muslim apakah sudah memahami pesan pesan Allah yang ada dalam Al Quran. Dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, adalah merupakan tanda tanda bagi orang yang berpikir. Siapakah orag yang berpikir itu? Ialah orang orang yang dalam keadaan berdiri, rukuk, sujud, berbaring, selalu men tafakuri ciptaan ALLAH swt. (QS. Ali Imran ayat 190-191). Nabi Muhammad saw, ketika menerima wahyu ini sampai menangis, kekhawatirannya terhadap ummatnya nanti yang tidak menghayati pesan pesan apa yang ada dalam ayat Allah tersebut.memang sudah terjadi sebagaimana yang kita alami sekarang ini. Mungkin kita perlu melakukan tobat nasional, dan mohon pertolongan Allah swt.  Ya Allah, kami berlindung dari keburukan segala sesuatu yang Engkau tentukan, kami mohon ampun kepada Mu ya Allah..Amiin YRA.

(Penulis : Pemerhati Lingkungan Hidup/Alumni Pusat Study Bencana UGM 2002/Ketua STIE Muhammaddiyah Jambi/anggota Pelanta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: