TNI Kirim Kapal Ke Pulau Penang

TNI Kirim Kapal Ke Pulau Penang

Ada Tanda di Pesawat di Barat Semenanjung Malaya

JAKARTA - Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH 370 yang hilang kontak Sabtu (8/3) pagi lalu melibatkan cukup banyak armada penolong. Sedikitnya 22 pesawat dan 44 kapal dikerahkan untuk mencari lokasi pesawat. Sebagian kapal dan pesawat pencari tersebut merupakan milik TNI AL.

     Kemarin siang, TNI AL mengerahkan sejumlah armadanya untuk ikut mencari keberadaan pesawat tersebut. Pengerahan dilakukan setelah ada permintaan dari pihak militer Malaysia kepada Mabes TNI. \"Kami kirimkan lima KRI dan satu pesawat intai udara untuk membantu pencarian,\" terang Kadispenal Laksamana Pertama Untung Suropati saat dikonfirmasi kemarin.

     Kelima kapal itu terdiri dari satu kapal jenis korvet dan empat kapal patroli. Kapal-kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Belawan, Medan. Sedangkan, pesawat intai dikirim dari Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Hanya saja, kapal-kapal dan pesawat tersebut tidak dikirim ke sebelah timur semenanjung Malaya.

     Atas permintaan Malaysia, TNI AL menyisir kawasan di sekitar Pulau Pinang (Penang) yang berada di sisi barat semenanjung Malaya. Sebab, radar milik Malaysia menangkap objek tidak dikenal yang berbelok di sekitar kawasan tersebut. \"Kemungkinan pesawat itu akan kembali ke KL (Kuala Lumpur) karena keadaan darurat,\" lanjut alumnus US Naval War College 2009 itu.

     Menurut Untung, kemungkinan jika pesawat tersebut jatuh di laut memang sulit dihindarkan. Malaysia yang awalnya membantah jika pesawat tersebut jatuh di laut kini berubah haluan dan meminta bantuan TNI AL. Bukti yang bisa mengarahkan hal tersebut adalah jalur penerbangan yang menyimpang dari biasanya.

     Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Kombes Anton Castilani menyatakan, pihaknya juga ikut menangani kasus hilang kontak tersebut. Kemarin, tim DVI menyebar ke kediaman keluarga tujuh WNI yang namanya tercatat dalam manifest penumpang Malaysia Airlines.

     \"Yang pertama tentu kami menenangkan pihak keluarga. Kita belum tahu ada korban atau tidak,\" ujarnya. Selain itu, tim DVI sekaligus mengambil sampel antemortem dari pihak keluarga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

     Dalam pengambilan sampel antemortem, yang diutamakan adalah contoh darah orang terdekat. Seperti ibu, ayah, atau anak dari korban. Atau bisa juga DNA dari bagian tubuh tertentu. Jika pihak keluarga memiliki dental record (rekam medis gigi) atau sidik jari korban, akan lebih memudahkan proses identifikasi.

     Untuk tim postmortem, DVI telah menyiagakan sejumlah petugas di Jakarta yang siap berangkat jika lokasi pesawat telah ditemukan. Anton mengatakan, pihaknya masih terus kontak dengan Kementerian Luar Negeri dan atase kepolisian RI di Malaysia terkait peristiwa itu. \"Kami sudah siapkan tim DVI untuk berangkat kalau memang dibutuhkan dan pihak otoritas setempat mengizinkan kami masuk,\" tambahnya.

     Sementara itu, menurut keterangan dari pihak KBRI di Kuala Lumpur (KL), para keluarga penumpang Malaysia Airlines MH 370 sudah mulai berkumpul di KL. Kedatangan para keluarga tersebut difasilitasi oleh pihak Malaysia Airlines. Satu keluarga diberi jatah dua orang untuk dapat berkumpul di KL. \"Pihak keluarga dari Medan juga sudah tiba di KL. Dua keluarga tersebut merupakan keluarga Firman, Vinny dan Sugianto. Ternyata mereka (Vinny dan Sugianto) sepasang suami istri,\" ujar Kepala Koordinator Konsuler KBRI KL, Dino Nurwahyuddin kemarin.

     Dino mengatakan, pihak KBRI menyambut baik kedatangan mereka dan ikut serta memfasilitasi tempat tinggal mereka. Kedua keluarga saat ini tengah berada di wisma wakil duta besar RI untuk Malaysia, Hermono. \"Untuk pihak keluarga dari Jakarta masih belum. Terakhir mereka mengabarkan masih belum,\" ungkapnya.

     Dino menjabarkan, dari tujuh WNI yang ikut serta dalam penerbangan ke Beijing itu terdapat tiga WNI asal Medan dan empat lainnya berasal dari Jakarta. Yaitu, Firman Chandra Siregar, 25; Lo Sugianto, 47, dan Chynthyatiomrs Vinny, 47, asal medan, Sumatera Utara dan Herry Indra Suadaya, 35, dan Ferry Indra Suadaya, 42, kalideres, Jakarta barat; Indrasuria Tanurisam, 57, Cipinang, Jakarta Timur; Willy Surijanto Wang, 53, Jakarta.

     Sementara itu, mengenai perkembangan pencarian pesawat berpenumpang 239 orang tersebut, kata Dino, masih terus dilakukan. Semua pihak masih menelusuri jejak-jejak signal terakhir pesawat. Bantuan dari negara-negara tetangga juga terus diberdatangan. Salah satunya adalah bantuan kapal dari Indonesia. \"Permohonan ini karena terkahir ditemukan minyak di perairan dekat Vietnam. Ada dugaan itu bahan bakar dari pesawat. Namun masih belum ada kejelasan juga, masih diselidiki,\" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: