Indonesia Pimpin Pencarian di Selatan

Indonesia Pimpin Pencarian di Selatan

                KUALA LUMPUR - Memasuki hari ke-11, wilayah pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 diperluas hingga 3,6 juta kilometer persegi. Indonesia dan Australia memimpin pencarian di wilayah koridor selatan di kawasan Samudera Hindia. Sedangkan Tiongkok dan Kazakhstan memimpin pencarian di koridor utara (dari Thailand hingga Kazakhstan)

                Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengumumkan pembagian koridor pencarian dan penyelidikan terbaru itu di Kuala Lumpur kemarin. Total ada 26 negara yang terlibat dalam pencarian pesawat yang mengangkut 239 penumpang tersebut. \"Australia dan Indonesia setuju untuk memimpin pencarian di daerah mereka. Malaysia juga meminta tolong para pemimpin ASEAN (Asia Tenggara) untuk membantu mengerahkan pasukan udara dan darat,\" kata Hishammuddin, seperti dimuat The Star kemarin (18/3).

                Koridor selatan yang dipimpin Indonesia dan Australia itu meliputi Pulau Sumatera, Kepulauan Cocos (pulau di sebelah barat daya Banten), hingga Kepulauan Keeling (dekat Cocos). Adapun koridor utara berada di wilayah darat sekitar Tiongkok dan Kazakhstan.

                Teka-teki keberadaan pesawat MH370 memang belum kunjung terungkap. Berbagai dugaan bergulir, seperti pesawat meledak di udara, dibajak atau disabotase dan dibawa ke suatu tempat, atau jangan-jangan pilot bunuh diri di pesawat. Namun, penyelidikan terbaru difokuskan pada dugaan sabotase setelah sistem komunikasi diketahui dimatikan dari pesawat.

                Hasil penyelidikan terhadap alat simulator penerbangan yang disita polisi dari rumah pilot, terlacak lima landasan pacu bandara yang diduga sebagai tempat pendaratan pesawat MH370. Yakni, Bandara Internasional Male di Maldives, tiga landasan pacu di India dan Sri Lanka, dan satu landasan di Pulau Diego Garcia.

                Sementara itu, The New York Times (NYT) melaporkan, sejumlah pejabat senior Amerika Serikat mengatakan, setelah pesawat MH370 kehilangan kontak dan untuk kali pertama membelok ke barat itu adalah hasil implementasi sistem komputer dalam pesawat. \"Jadi, besar sekali kemungkinan sudah direncanakan oleh seseorang dari dalam kokpit,\" ungkap sumber NYT.

                Media Malaysia kemarin juga mengungkap bahwa sistem ACARS pesawat dinonaktifkan setelah 40 menit pesawat mengudara. 14 menit kemudian transponder identifikasi sinyal radar juga dimatikan. Tampak jelas, seseorang dengan sengaja hendak menghilangkan jejak pesawat. Percakapan terakhir dari kopilot yang berbunyi \"Alright, goodnight\" juga merupakan respons yang tidak biasa.

                Umumnya penerbang Malaysia Airline menggunakan \"alright, roger that\" (Baik, diterima), \"roger that\" adalah bahasa komunikasi internasional yang berarti \"berita sudah diterima\". Jika penerbang mengucapkan, \"alright, good night\" (Baik, selamat malam) menjadi janggal. Mungkinkah itu adalah sahutan dari orang lain?

                MH370 yang hilang dari pemantauan itu kemudian melakukan satu manuver untuk menghindar dari tangkapan radar. Hal ini membuat penyidik semakin yakin bahwa pesawat sedang dalam pengendalian manual oleh seseorang yang mahir dalam menerbangkan pesawat tempur.

                Seorang penerbang senior Malaysia menjelaskan, penerbang terampil pasti tahu, walau alat transponder dan ACARS dinonaktifkan, PINGS pada pesawat tetap akan mengirim sinyal ke radar. \"Ini bukan rahasia lagi,\" katanya.

                Sampai tadi malam Hishammuddin menegaskan, masih ada harapan MH370 ditemukan. UN Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization melalui pusatnya di New York mengungkapkan, sampai saat ini belum ada bukti yang mengarah ke meledaknya pesawat MH370. \"Begitu pula tanda-tanda pesawat itu jatuh,\" sebutnya.

                Menurut laporan media asing, Malaysia sedang menyelidiki apakah MH370 menghindari radar Pakistan dan mendarat di Taliban dekat perbatasan dengan Afghanistan. Penyidik telah meminta persetujuan dari pemerintah Pakistan. Namun, pihak Pakistan menegaskan bahwa data radar tidak mencatat adanya pesawat penumpang yang memasuki wilayah udara mereka.

(rtr/ap/c2/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: