>

Skandal di Seputar Arena da Baixada

Skandal di Seputar Arena da Baixada

 REFORMA e Adequacao do Estadio Joaquim Americo Guimaraes. Seperti terpampang di papan nama, itulah nama resmi proyek yang tengah berlangsung di stadion yang punya nama lain Arena da Baixada tersebut. Terjemahan bebasnya kira-kira proyek renovasi Stadion Joaquim Americo Guimaraes. Biayanya, seperti juga ditulis dengan jelas di papan nama yang bersebelahan, 131.168.000 juta reais atau sekitar Rp 655,8 miliar (1 reais sekitar Rp 5 ribu).

 Renovasi sudah berlangsung dua setengah tahun. Tapi, yang tampak di depan mata saat Jawa Pos berkunjung ke sana Selasa siang lalu (18/3) adalah kewajaran kenapa FIFA pernah mengancam mencabut hak kandang Atletico Paranaense itu sebagai venue Piala Dunia 2014. FIFA memang akhirnya membatalkan ancaman tersebut. Tapi, cap sebagai stadion yang paling lambat penyelesaiannya tetap melekat pada Arena da Baixada.

 Melihat kondisi terkini, sudah sepatutnya Federasi Sepak Bola Dunia itu cemas. \"Saat ini tinggal pemasangan kursi di tribun, aksesori, dan penyelesaian lapangan parkir. Kami akan menyelesaikan semua pada 31 April, sebelum menyerahkannya ke FIFA pada 15 Mei,\" kata Mauricio Mano Alves dari manajemen Atletico Paranaense kepada Jawa Pos.

 Mauricio meminta Jawa Pos mengirimkan e-mail terlebih dahulu untuk memproses izin memasuki stadion berkapasitas 40 ribu tempat duduk itu. Hanya, tanpa masuk ke stadion pun, pesimisme terhadap proses penyelesaian secara tepat waktu gampang menyeruak. Seorang pekerja yang menggarap lahan parkir dan taman menyuarakan keraguan yang sama. \"Tanggung jawab kami menggarap bagian luar pasti selesai pada 31 April. Tapi, yang bagian dalam stadion itu yang saya tidak yakin,\" kata pekerja yang menolak menyebutkan namanya tersebut.

 Arena da Baixada adalah kisah tentang semrawutnya Brasil mempersiapkan Piala Dunia 2014. Selain tak melahirkan terobosan moda transportasi untuk mengantisipasi ratusan ribu suporter yang harus berpindah dari satu host city ke host city yang lain dengan jarak paling pendek enam jam perjalanan darat, pengerjaan stadion juga amburadul.

 Beberapa di antara 12 stadion yang disiapkan menjadi venue terlambat memenuhi tenggat. Yang paling parah adalah Arena Corinthians di Sao Paulo, Arena Pantanal di Cuiaba, dan Arena da Baixada. Tapi, tak seperti Baixada, Arena Corinthians dan Arena Pantanal merupakan stadion baru. Jadi, keterlambatan mereka rasanya masih \"lebih wajar\".

 Arena da Baixada pernah direnovasi pada 1999 dan dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Brasil. Itu pula yang membuat stadion dengan kapasitas asli 31.700 penonton tersebut terpilih sebagai salah satu venue Piala Dunia 2014. Tapi, yang terjadi kemudian adalah skandal demi skandal yang membuat Arena da Baixada bak onggokan bangunan seperti sekarang.

 Oktober tahun lalu, misalnya, tribunal tenaga kerja mengeluarkan keputusan agar pengerjaan stadion dihentikan dulu dengan alasan keamanan bagi pekerja.

 Nah, ketika Piala Dunia 2014 kurang dari tiga bulan lagi, bau tengik yang lain menerpa. Koran Folha de Sao Paulo pekan lalu menurunkan laporan bahwa Atletico Paranaense menggunakan sebagian dana renovasi stadion untuk memboyong bek kanan Leo dari Vitoria-BA pada Desember lalu.

 Dana yang digunakan sebesar 1,5 juta reais. Memang, Atletico Paranaense turut menyumbang 38 juta reais. Jadi, tidak jelas apakah dana untuk memboyong Leo berasal dari duit rival sekota Coritaba itu sendiri. Namun, sedari awal sudah ditegaskan bahwa seluruh uang yang dikumpulkan melalui perusahaan bernama CAP S.A akan disalurkan hanya untuk stadion. Jadi, sekecil apa pun dana yang dikeluarkan bukan untuk kepentingan itu jelas pelanggaran.

 Mauricio tak menyinggung persoalan pelik tersebut. Dia hanya menegaskan keyakinannya bahwa Arena da Baixada bakal beres. \"Tinggal finishing. Kami juga rutin melaporkan perkembangan stadion ke FIFA,\" katanya.

 Tapi, dari pagar tripleks yang mengelilingi stadion, lalu lalang backhoe serta truk, bangunan temporer untuk kantor kontraktor, tumpukan material, dan pekerja yang tersebar mulai tribun sampai lapangan parkir, sulit sekali untuk bisa seyakin Mauricio.

(*/c10/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: