SBY Instruksikan Tuntaskan Bandara Semarang

 SBY Instruksikan Tuntaskan Bandara Semarang

JAKARTA -  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berniat mengakhiri masa jabatannya dengan mulus. Karena itu, sebelum berakhir masa tugas kabinet, SBY menyatakan siap menyelesaikan sejumlah proyek pembangunan, diantaranya pembangunan Bandara Ahmad Yani di Semarang dan persoalan kurangnya pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara. Kemarin (2/4), SBY menggelar Rapat Terbatas (Ratas) membahas kedua hal tersebut. Dia menilai, kedua persoalan tersebut cukup mendesak, sehingga perlu segera ditangani.

     \"Ada dua agenda. Pertama, saya ingin dapat laporan atas tindak lanjut pengembangan dan peningkatan Bandar Udara Semarang. Kedua, peningkatan daya listrik di Sumut. Itulah yang mendesak\"jelas SBY dalam pengantar ratas di Kantor Presiden, kemarin.

    Menyoal Bandara Semarang, SBY mengakui bahwa proyek pengembangan bandara sempat terhenti. Dia menyebut, pemerintah pusat dan daerah tidak mencapai kesepakatan terkait beberapa hal. \"Beberapa saat terhenti karena tidak ada kesesuaian antara pemerintah pusat dan daerah. Namun, saya senang ketika mengeluarkan instruksi 14 Maret lalu, sudah ada pembahasan intensif dan sudah ada solusi dan saya ingin segera dilaksanakan. Karena sudah lama ditunggu untuk meningkatkan kapasitas bandara itu,\"paparnya.

   Kedua, terkait pasokan listrik di Sumut, SBY menguraikan kebutuhan pasokan listrik di wilayah tersebut seharusnya mencapai 1800 Mega Watt. Namun, yang mampu dipenuhi hanya 1600 Mega Watt. \"Jadi ada kekurangan 200 Mega Watt. Saya cek ke lapangan, memang kurang. Oleh karena itu, harus ada solusi jangka pendek, menengah dan panjang,\"urai dia.

   Menyoal penyelesaian kedua persoalan tersebut, SBY memberikan tenggat waktu dua minggu kepada menteri dan pejabat teknis terkait. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa Presiden memerintahkan PT Angkasa Pura bekerjasama dengan Kementrian Pertahanan (Kemenhan) untuk menuntaskan permasalahan lahan pembangunan Bandara Ahmad Yani.

    \"Bapak Presiden meminta agar dalam waktu dua minggu ke depan, hal-hal yang berkaitan dengan teknis kerjasama antara Angkasa Pura dengan Kementerian Pertahanan yang memiliki lahan, baik dalam bagi hasil sewa lahan tersebut tuntas,\" urai Hatta dalam press conference usai ratas di Kantor Presiden, kemarin.

   Terkait instruksi tersebut, lanjut Hatta, Kemenhan mempersiapkan proposal baruse, hingga Menteri Keuangan (Menkeu) melalui Dirjen Kekayaan Negara akan menetapkan pola kerjasama bagi hasil maupun sewa. \"Artinya, nilai keekonomian yang dikembangkan oleh Angkasa Pura ini masuk dalam kategori commercially viable. Ini bisa mempercepat pembangunan Bandara Ahmad Yani di Semarang, dan tinggal dituntaskan. Ada sedikit perubahan PP Nomor 6 yang menjadi dasar nanti Menteri Keuangan menetapkan pola bagi hasil dan kerjasama tersebut,\"lanjutnya.

   Sementara menyoal pasokan listrik di Sumut, Hatta memaparkan bahwa Presiden SBY menginginkan agar persoalan deficit listrik tersebut, cepat tuntas. Karena itu, dalam Jangka pendek diusulkan untuk mempercepat penyelesaian PLTU Nagan Raya 2 X 95 Mega Watt (MW), penyelesaian pemeliharaan dan perbaikan gangguan pembangkit 300 MW PLTGU Belawan. Kemudian mempercepat penyelesaian pembangunan PLTU pangkalan susu 2 X 200 MW dan penyelesaian masalah sosial

   \"Saudara-saudara sudah tahu kita punya pembangkit tetapi tidak bisa dievakuasi powernya karena sistem transmisi tegangan tingginya mengalami hambatan masalah lahan, masalah tanah. SUTT 275 KV, Binjai, Pangkalan Susu. Ini menyangkut sengketa tanah antar ahli waris. Nah, kemudian ini sudah ada solusinya sehingga PLN bisa mempercepat penyelesaian tersebut,\"paparnya.

(ken)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: