>

Kisah-Kisah Menarik di Balik Layar Film Sepatu Dahlan (3-Habis)

Kisah-Kisah Menarik di Balik Layar Film Sepatu Dahlan (3-Habis)

 Mereka yang sudah mendapat tiket diminta mengganti profile picture akun media sosialnya dengan poster film tersebut serta memberikan komentar. Tim pemasaran menyediakan sekitar 6.000 tiket sebagai hadiah kuis serta dibagikan kepada sejumlah panti asuhan agar mereka bisa menikmati film tersebut.

 Laki-laki kelahiran Jambi itu mengaku, saat pertama menyaksikan di kantor Mizan, dia merasakan filmnya kurang sedih. Namun, setelah menonton lagi, tanpa sadar dia meneteskan air mata karena merasakan kesedihan dalam film berdurasi 110 menit itu. \"Yang pertama nggak sedih karena pas nonton kurang fokus. Kaki digigiti nyamuk,\" ungkap ayah Ori, 11, dan Dea, 7, tersebut optimistis.

 Saat gala premiere 1 April, dia mengajak serta dua anak, istri, serta keluarga yang total berjumlah 20 orang. Setelah menonton, dia melihat seluruh anggota keluarga bermata sembap karena menangis.

 Lulusan S-1 akuntansi Universitas Tarumanegara dan S-2 finance dari University of San Diego, AS, itu bertanya kepada anaknya tentang pelajaran yang bisa diambil dari film yang baru mereka tonton tersebut. \"Anak pertama saya bilang, ternyata kita harus menghargai uang ya, Pap. Sedangkan yang kecil bilang, kasihan ya Pap anak itu (Dahlan kecil),\" ujarnya.

 Menurut Thamrin, film perdananya tersebut layak tonton, terutama bagi anak-anak. Mereka bisa terinspirasi kegigihan dan usaha Dahlan kecil bersekolah yang menempuh jarak berkilo-kilometer berjalan tanpa mengenakan sepatu. Selain itu, bagi para orang tua, mereka bisa melihat cara orang tua Dahlan mendidik anaknya, meskipun dalam kondisi di bawah garis kemiskinan.

 Miskin tidak membuat Pak Iskan dan Bu Iskan menyerah membiayai pendidikan anak-anaknya. Bahkan, kata Thamrin, setelah menonton bersama Kak Seto Mulyadi, psikolog anak dan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, ada respons positif terhadap film yang dibintangi Osa Aji Santosa tersebut.

 \"Satu kalimat Kak Seto yang paling saya ingat, \"Saya meneteskan air mata menonton film ini. Film ini adalah gambaran kehidupan yang sangat sulit, tapi dipenuhi cinta\",\" tutur pria yang kemarin juga mengadakan acara nonton bareng (nobar) di Jambi tersebut.

 Thamrin mengungkapkan, dirinya tidak terlalu berharap film yang didanainya itu mendulang banyak keuntungan. Bagi dia, rugi pun tidak masalah, asalkan tidak terlalu besar. Yang dia pikirkan, jika ada keuntungan, dirinya bakal mengadakan tur ke daerah-daerah di Indonesia, terutama yang belum memiliki bioskop. Dia ingin memutar film tersebut di layar tancap agar semua orang bisa menonton dan terinspirasi.

 Selain itu, Thamrin ingin membuat dua sekuel Sepatu Dahlan yang diambil dari buku kedua dan ketiga trilogi Sepatu Dahlan, yaitu Surat Dahlan dan Senyum Dahlan.

 \"Kalau Sepatu Dahlan inspirasi untuk anak-anak, yang dua sekuel itu untuk remaja dan dewasa. Doakan saja semua lancar,\" ujarnya.

(c5/ayi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: