Common Simon Dan Asa Merebut Piala Thomas

Common Simon Dan Asa Merebut  Piala Thomas

 

Navarin Karim

Tanggal 13 April 2014 merupakan catatan sejarah bagi pebulutangkis Indonesia, karena  Simon Santoso berhasil mengalahkan pemain bulutangkis nomor satu dunia yang berasal dari Malaysia yaitu Lee Chong Wei di final Singapore Open. Tanggal (angka) 13 betul-betul angka sial bagi Lee Chong Wei, tetapi tidak bagi Simon Santoso, bahkan  merupakan angka keberuntungan. Hebatnya lagi Simon Santoso ikut Singapore Open mulai dari babak kualifikasi, satu persatu lawannya  dapat dikalahkan.  Signal bakal juara sudah mulai kelihatan ketika di seminal, Simon mengalahkan pemain peringkat tiga dunia yaitu Ding Peng Yu. Ketika itu dia mengalahkan Ding Peng Yu dengan tiga set. Saat diwawancarai setelah menang dari Ding Peng Yu, dia mengatakan bahwa kunci kemenangan adalah kesabaran melayani permainan Ding Peng Yu. Lantas apa strategi akan menghadapi Lee Chong Wei di final. Dia katakan berusaha bermain lepas, tanpa beban.  Mungkin merasa tidak beban inilah sehingga dia bermain begitu cerdik sehingga Lee Chong Wei yang sudah boleh dikatakan maestro bulutangkis itu menjadi tunggang langgang di lapangan  dibuat Simon dan kalahnyapun dengan straight set. Biasanya Lee Chong Wei kalaupun kalah dengan Lin Dan dan Chen Long selalu rubber set. . Ketika set kedua pertandingan Simon Santoso dengan Lee Chong Wei ada drama yang membuat jantung berdebar-debar. Manakala Simon Santoso sudah unggul 12 : 4, secara perlahan dan pasti Lee Chong Wei berhasil mengejar angka menjadi 12 : 10. Penulis berfikir keadaan ini bisa berbalik untuk kemenangan Lee Chong,  namun tidak disangka angka sepuluh itu adalah klimaks dari permainan Lee Chong Wei. Pada saat ini penonton berteriak membahana “Common Simon”. Kata-kata inilah menjadi motivasi  semangat bagi Simon, sehingga angka 10 itu dikunci oleh Simon, sehingga ia memenangkan Singapore Open.

Asa Memenangkan Piala Thomas 2014

Sejak masa kejayaan terakhir di ajang Piala Thomas yaitu pada tahun 2002, Indonesia tidak pernah lagi juara. Artinya sudah 12 tahun Indonesia tidak pernah lagi memegang dan menyimpan lagi piala Thomas. Bulan Mei 2012 ini merupakan harapan besar Indonesia kembali Berjaya memperebutkan Piala Thomas. Harapan ini bukan tanpa alasan, kalau dilihat dari  materi dan prestasi pemain bulu tangkis yang dimiliki Indonesia tiga tahun terakhir. Selain prestasi Simon, diganda putera kita masih punya pasangan juara dunia dan All England yaitu Hendra Setiawan/ Muhammad Aksan serta pasangan  Markis Kido dan Gideon yang sempat masuk semifinal pada kejuaraan All England yang lalu. Disamping itu, Tantowi Ahmad juga dapat diberdayakan untuk ganda alternative, mengingat Tantowi Ahmad tahun ini mencatat hattrick 3  kali berturut-turut menjadi juara All England ganda campuran berpasangan dengan Liliana Natsir. Paling tidak sudah ada tiga nomor yang dikuasai, satu tunggal dan dua ganda. Tinggal bagaimana strategi dalam menentukan pelatih  dan latihan yang tepat menghadapi Piala Thomas. Kita berharap Rexi Mainaki dan Ricky Subagja benar-benar mau mencurahkan perhatian kepada pemain yang ada dan pengalaman Christian Hadinata baik sebagai pemain piala Thomas yang telah berulangkali merebut piala tersebut, dan sekarang pelatih diharapkan benar-benar dapat ditularkan kepada tim piala Thomas sekarang. Disamping itu diharapkan juga pemain didampingi motivator dan penasehat psikologi. Motivator Wongso Suseno harus dipanggil untuk memberi motivasi pemain-pemain Piala Thomas nanti. Masih segar dalam ingatan penulis,  efektifitas  motivator ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Ketika ganda Indonesia bertarung di final Olimpiade,  Indonesia diwakili oleh Rexi Mainaki dan Ricky Subagja berhadapan dengan Cheah Song Keat dan Ong Beng Teong, ketika waktu jeda Wong Suseno selalu memberi motivasi kepada kedua pemain tersebut, sehingga  Rexi dan Ricky bisa keluar sebagai juara Olympiade tahun 2004.  Demikian juga keberadaan psikolog Singgih Gunarsa selalu memberi wejangan kepada pemain Piala Thomas yang akan berlaga pada tahun 2002. Hasilnya Tim Piala Thomas dapat menang, dan  itulah terakhir Indonesia mempertahankan Piala Thomas. Setelah itu prestasi pemain hanya sebatas  berjuang dan tidak pernah mendapatkan  Piala Thomas. Asa 251 juta masyarakat Indonesia terhadap olahraga kebanggaan Indonesia ini mudah-mudahan terwujud di bulan Mei. Kalau Indonesia menang, tidak ada salahnya kita mencalonkan ketua PBSI sebagai calon Presiden yang akan dihelat tanggal 9 Juli 2014. Hope dream comes true.

---------------------------------

(Penulis adalah Ketua Pelanta (NIA 201307002) dan Pengamat Bulu Tangkis yang pernah menulis tahun 2009: Kembalikan Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia)

 

 

  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: