Golkar Optimistis Dapat Tiket Pilpres
JAKARTA - Sosok calon presiden (capres) Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie dinilai belum mendapatkan figur ideal sebagai pendamping alias calon wakil presiden (cawapres). Namun, isu tersebut dibantah internal Partai Golkar dengan memastikan sudah ada nama yang dikantongi Ical “sapaan akrab Aburizal Bakrie” yang akan diumumkan pada waktunya.
Juru Bicara DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyatakan, Ical selaku capres Golkar berdasar keputusan rapat pimpinan nasional (rapimnas) memiliki hak veto untuk menentukan cawapresnya. Jika melihat aktivitas Ical saat ini, tidak ada kekhawatiran bahwa posisi cawapres pendamping Ical sepi peminat. “Pak Ical selama ini masih rajin main tenis, auranya santai,” ujar Tantowi mengomentari hal itu kemarin (20/4).
Menurut Tantowi, tidak ada yang tahu apa yang sudah direncanakan Ical. Sejumlah pendekatan selama ini sudah dilakukan. Mulai pertemuan dengan Presiden PKS Anis Matta, termasuk pertemuan informal dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D. dan tokoh parpol lain. Dari pertemuan itu, tidak ada gambaran bahwa Ical masih pusing dalam menentukan cawapresnya. “Itu artinya sudah ada yang disiapkan. Karena kalau tidak mendapatkan keyakinan, pasti sudah stres,” ujarnya.
Tantowi memastikan, dalam forum rapimnas khusus (rapimnasus) awal Mei, sosok cawapres Ical akan definitif. Penentuan cawapres merupakan salah satu agenda utama rapimnasus demi melanjutkan kontestasi Golkar dalam pilpres. “It”s a matter of time,” tandasnya.
Ketua Balitbang DPP Partai Golkar Indra J. Piliang juga menegaskan bahwa tiket bagi Ical untuk mengikuti pilpres sudah aman. Tambahan suara yang diperlukan partai berlogo beringin itu untuk memenuhi 20 persen kursi DPR (112 kursi) sesuai dengan syarat ambang batas pencapresan disebutnya sudah dikantongi.
“Golkar hanya butuh satu partai (koalisi) untuk memenuhi syarat (presidential threshold). Itu sudah aman,” ujar Indra di sela diskusi di Warung Daun, Jakarta, kemarin. Namun, dia menolak menyebutkan parpol yang sudah sepakat dengan Golkar untuk berkoalisi dalam pilpres.
Penegasan majunya Ical dalam pilpres tersebut seolah menjawab adanya wacana evaluasi pencapresan mantan Menko Kesra itu. Indra juga enteng menanggapi rumor evaluasi pencapresan Ical dan menganggapnya bagian dari dinamika internal. “Kalau nggak ada dinamika, bukan Golkar namanya. Dan wacana itu juga legitimasinya nggak kuat,” tandasnya.
Soal adanya beberapa tokoh senior Golkar yang dilirik capres partai lain untuk dipinang sebagai cawapres, menurut Indra, hal itu bukan suatu masalah. Misalnya Jusuf Kalla (santer disebut akan mendampingi Jokowi dalam pilpres), Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Ketua MKGR Priyo Budi Santoso. “Golkar memberikan kebebasan kepada sosok-sosok senior. Mereka sudah bagian dari milik bangsa,” tutur Indra.
Apakah tidak khawatir akan menggerus suara Golkar dalam pilpres” Politikus kelahiran Pariaman, Sumbar, itu mengatakan, pilpres merupakan pertarungan antarindividu yang menjadi kontestan. Sehingga pihaknya akan menggenjot suara untuk Ical. “Suara Golkar mungkin tergerus, tapi capres kami (Ical, Red) juga bisa menggerus suara partai lain. Ini pertarungan antarindividu, kami paham itu,” cetus Indra.
Sebelumnya politikus senior Golkar Zainal Bintang menilai Golkar lebih baik mengajukan cawapres daripada mengusung capres, tapi kalah. Dalam rapimnas awal Mei 2014, akan ada adu argumentasi soal raihan suara Golkar sehingga dipastikan mengevaluasi kinerja ketua umum. “Jika dia (Ical, Red) memaksakan diri maju sebagai capres dari Golkar, Golkar akan kehilangan posisi untuk”menempati kursi RI-2,” tutur Zainal.
(bay/fal/c9/tom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: