>

Komdis Endus Match Fixing

Komdis Endus Match Fixing

JAKARTA - Kompetisi Divisi Utama baru sepekan digulirkan PT Liga Indonesia (PT LI). Rata-rata klub kontestan pun masih memainkan dua atau tiga pertandingan. Namun, tidak membutuhkan waktu lama bagi Komdis (komisi disiplin) PSSI untuk menemukan indikasi adanya match fixing.

   Indikasi tersebut diungkapkan Ketua Komdis PSSI, Hinca Pandjaitan. Ditemui Jawa Pos di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, sore kemarin (21/4), Hinca menyebut pihaknya menerima setidaknya ada lima laporan terkait dengan indikasi ke arah match fixing. \"Dan itu dari timur (wilayah Indonesia Timur, Red),\" ujar Hinca.

    Sejauh ini, Hinca belum membeberkan pertandingan mana saja, klub apa saja dan siapa sajakah pemain yang terlibat dalam match fixing tersebut. Semua laporan yang didapatkan Komdis PSSI dari berbagai pihak untuk sementara masih akan ditampung terlebih dahulu. Baru setelah itu dari Komdis akan menindak lanjuti temuan tersebut.

    Tidak akan butuh waktu lama untuk membeberkan temuan tersebut. \"Paling tidak dalam dua atau tiga hari ke depan kami bisa menyelesaikan database tersebut. Sambil menunggu apakah ada laporan lagi yang masuk karena kan kompetisi Divisi Utama sendiri masih posisi berjalan,\" tutur Hinca.

    Jika melihat jadwal pertandingan yang dirilis oleh PT LI untuk Divisi Utama sepekan ini, rata-rata klub dari wilayah Indoensia Timur seperti dari Jayapura (Persidafon Dafonsoro), Wamena (Persiwa Wamena), Kaimana (Perseka Kaimana), Wondama (Persewon Wondama) dan Gorontalo (Persigo Gorontalo) memainkan dua pertandingan.

    Sisanya seperti PSBS Biak, Persbul Buol, dan Persigubin Gunung Bintang baru memainkan satu pertandingan. Dari sekian banyak pertandingan itu, skor besar hanya terjadi ketika Persewon menggilas Perseka empat gol tanpa balas di Kaimana. Untuk indikasi itu, Hinca tidak mau ambil kesimpulan dari pertandingan dengan skor besar.

     \"Sekali lagi kami tegaskan, kami tidak menuduh pihak-pihak melakukan match fixing. Di sini kami hanya mencoba untuk mengantisipasinya. Belajar dari temuan-temuan yang kami dapatkan, baru setelah itu kami akan melakukan penetrasi secepatnya ke lokasi-lokasi yang sudah masuk di dalam tengara kami,\" bebernya.

    Indikasi seperti ini sudah pernah dilakukan Komdis PSSI sebelumnya. Terakhir, saat babak play off Indonesia Premier League (IPL) tahun lalu. Ketika itu, Komdis PSSI mendakwa dua klub sebagai pelaku match fixing, yaitu Bontang FC dan PSLS Lhokseumawe. Kedua klub tersebut dijatuhi sanksi turun kasta.

(ren/ko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: