Desain Koran Bisa Lebih Atraktif

Desain Koran Bisa Lebih Atraktif

Kolaborasikan Platform Media Cetak dan Digital

 HONGKONG - Sejumlah inovasi dalam industri media dibahas dalam hari terakhir Publish Asia 2014 di Hongkong kemarin (25/4). Dalam forum yang digelar Asosiasi Surat Kabar Dunia (WAN-IFRA) tersebut, para delegasi mendapatkan update tentang tren pola kerja di newsroom, periklanan, serta desain media cetak masa depan.

 Jacek Utko, design director Bonnier Business Press International, Swedia, mengungkapkan bahwa tren perwajahan koran akan mengarah seperti majalah. \"Dahulu ini hanya diterapkan pada edisi Minggu. Namun, sekarang sudah banyak koran yang mengadopsinya tiap hari,\" kata Utko di Shangri-La Kowloon Hotel, Hongkong, kemarin.

 Perwajahan yang menyerupai majalah tersebut menonjolkan aspek foto yang atraktif, lebih banyak infografis, serta pola penyajian naskah yang tersegmentasi. \"Koran juga makin berani membuat perwajahan halaman spread (penyatuan sisi kanan dan kiri halaman),\" katanya. Jawa Pos sebenarnya sudah memulai pola desain semacam itu seperti terlihat pada halaman DetEksi dan For Her. \" \"

 Utko mengatakan, desain halaman koran yang atraktif akan sulit disamai media online. Eksplorasi pengalaman mengonsumsi media digital menjadi berbeda dengan cetak. \"Inilah yang bisa terus dikembangkan,\" katanya.

 Masih banyak inovasi yang bisa dilakukan industri koran di tengah semaraknya platform digital. Kolaborasi platform cetak dan digital dalam periklanan juga bisa dilakukan. Ruang lingkup inovasi pun masih cukup luas.

 Hal lain yang bisa dikembangkan adalah bidang fotografi dengan mengembangkan drone journalism. Media di Asia yang tengah getol mengembangkan itu adalah The Bangkok Post yang sukses mendapatkan foto-foto atraktif dalam peristiwa kerusuhan di ibu kota Thailand. Mantan Pemimpin Redaksi The Bangkok Post yang kini memimpin Post Publishing Pichai Chuensuksawadi mengatakan, drone journalism memang masih menjadi kontroversi. \"Namun, itu layak dikembangkan,\" kata chairman WAN-IFRA Asia-Pacific tersebut.

 Drone journalism adalah pengambilan foto melalui radio control. Sithikorn Wongwudtianun, fotografer The Bangkok Post, mengatakan bahwa drone journalism semestinya tidak perlu dipermasalahkan dalam aspek legal. \"Kamera Google Earth malah lebih luas menjangkau dan tidak menjadi masalah,\" kata dia.

 Kemarin ajang Publish Asia 2014 resmi ditutup. Rencananya ajang yang sama tahun depan digelar di Filipina. Ajang WAN-IFRA Asia-Pacific yang terdekat adalah Digital Media Asia yang akan dihelat pada 18\"20 November 2014 di Singapura.

(sof/c10/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: