>

Ditinggal PPP, Gerindra Dekati PKS

Ditinggal PPP, Gerindra Dekati PKS

JAKARTA - Peta koalisi menjelang pemilihan presiden masih belum mengerucut. Di luar PDIP dan Partai Nasdem yang sudah sepakat bekerja sama, partai-partai lain masih terus melakukan penjajakan. Partai Gerindra, misalnya, setelah ditinggal PPP, mencoba menggandeng PKS.

Komunikasi itu terlihat dari pertemuan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin di Lembang (23/4). Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tidak menampik adanya komunikasi antara dua partai. Namun, untuk keputusan berkoalisi, setiap partai memiliki mekanisme.

“PKS kan juga ada mekanisme internalnya (untuk berkoalisi). Sepertinya sudah mulai tahapan-tahapannya,” kata Muzani kemarin (25/4). Dia menambahkan, komunikasi dua partai menunjukkan perkembangan yang lebih baik.

Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, dalam komunikasi antara Prabowo dan Hilmi, ada beberapa kesepahaman dalam beberapa isu. Misalnya, pangan dan energi. “Bagaimana  menjamin ketersediaan pangan dan energi sehingga kita tidak bergantung pada impor,” terang Muzani.

Dengan perolehan mendekati 12 persen berdasar quick count, Gerindra setidak-tidaknya membutuhkan dukungan satu atau dua partai menengah untuk bisa memenuhi syarat mengusung pasangan capres- cawapres. Sebelumnya, Gerindra sempat bermitra dengan PPP, namun urung berlanjut menyusul perselisihan di internal PPP.

Anggota Majelis Syura PKS Almuzzammil Yusuf mengatakan, partainya akan membahas kebijakan seputar pencapresan saat 99 anggota majelis syura berkumpul di Jakarta dalam waktu dekat. Mereka datang dari seluruh Indonesia dengan membawa aspirasi kader dan publik. Hasil rapat majelis syura akan menjadi pegangan dalam berdialog dengan pimpinan partai lain.

Yusuf mengatakan, koalisi Islam menjadi salah satu pilihan. Meski begitu, tidak tertutup komunikasi antara partai-partai Islam dan partai nasionalis. “Mudah-mudahan tetap ada solusi yang terbaik. Dan, itu harus dimulai dari syura atau musyawarah di internal masing-masing partai Islam,” katanya.

Terpisah, pengamat politik Andar Nubowo mengatakan, proses islah di tubuh PPP diperkirakan mengubah peta dukungan yang akan diberikan partai berlambang Kabah itu. Meski tidak menutup peluang untuk kembali mendukung Prabowo, dia memprediksi arah koalisi PPP akan menuju kepada poros yang digalang Partai Demokrat atau koalisi Islam. “Kita tunggu apa partai Islam bisa menyatukan mereka dalam satu poros. Kalau ini berhasil, ini bisa menghasilkan poros yang strategis,” kata direktur eksekutif IndoStrategi itu.

(fal/dyn/c1/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: