Lahan Gambut Kian Kritis
MUARASABAK - Direktur KKI Warsi Jambi, Diki Kurniawan mengatakan, berdasarkan data dari BP DAS Provinsi Jambi menyebutkan, keberadaan lahan gambut di Tanjabtim sudah dalam tahap kritis. Berkurangnya areal lahan gambut di Tanjabtim disebabkan mulai marakanya warga yang melakukan alih fungsi lahan.
\"Tanaman monokultur juga menjadi penyebab berkurangnya lahan gambut di Tanjabtim,\" ujar Riki saat melakukan konsultasi publik di aula Bappeda Tanjabtim.
Padahal tanaman monokultur berdampak kepada lingkungan dengan hilangnya keanekaragaman hayati. Sedangkan dampak terhadap masyarakat berupa kerugian penurunan harga hasil tanaman masyarakat.
\"Contohnya, kalau masyarakat hanya menanam satu jenis tanaman kerugian yang didapat berupa penurunan harga hasil tanaman tersebut,\" jelasnya.
Mengantisipai hal tersebut, pihaknya melakukan beberapa upaya seperti mensosialisaikan kepada masyarakat untuk melakukan pertanian ramah lingkungan dengan sistem tumpang sari, Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). \"Misal menanam pinang yang disertai dengan tanaman merica, kopi atau coklat,\" tukasnya.
Saat ini, lanjutnya, dari sebelas Kecamatan di Tanjabtim tercatat 6.374 hektar lahan gambut dalam keadaan kritis, 78.796 hektar dalam keadaan agak kritis, 181.901 hektar lahan gambut berpotensi kritis.
\"Dari total 286.656 hektar keseluruhan lahan gambut di Tanjabtim, yang tidak kritis hanya 13.262 hektar,\" pungkasnya.
(yos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: