>

2014, Dibutuhkan 8.000 Unit Rumah

2014, Dibutuhkan 8.000 Unit Rumah

 Penduduk Meningkat 5 Persen per Tahun

 JAMBI - Kebutuhan rumah untuk masyarakat provinsi Jambi pada tahun 2014 diprediksikan akan mecapai 8000 unit rumah. Ini terdiri dari rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) maupun rumah komersial. Namun demikian angka tersebut dimungkinkan terus bertambah sering dengan bertambahnya jumlah Kepala Keluarga (KK) baru.

     Namun demikian, proyeksi perumahan untuk MBR sepertinya akan terganggu. Pasalnya, tahun depan apabila peraturan Kemenpera disahkan tentang rumah bersubsidi, maka rumah bersubsidi sudah tidak dibangun lagi.

Ini akan berdampak pada kebutuhan rumah MBR yang terhambat. Sementara peminat rumah MBR lebih besar dari rumah komersial.

 “Memang belum pasti, namun  secara keseluruhan angka 8000 tersebut  dapat mewakili dari angka ideal kebutuhan rumah di Provinsi Jambi,” ujar Miftah, ketua DPD REI Provinsi Jambi, saat dikonfirmasi kemarin.

Dikatakannya, untuk target suplai rumah di Jambi sejak 2010 lalu, REI menganggarkan mampu menghadirkan rumah minimal sebanyak 5 ribu unit. Namun sampai saat ini angka tersebut masih belum terealisasi. Dimana baru terealisasi sekitar 60 hingga 70 persennya saja. Sedangkan untuk permintaan rumah komersil dari tahun ketahun pasokannya tetap meningkat. Namun peningkatannya tak terlalu signifikan. Hanya sekitar 10 hingga 15 persen saja.

Miftah menyebutkan dari segmen permintaan  pasar perumahan, sampai saat ini masih didominasi oleh permintaan akan rumah subsidi atau MBR dengan capaian hampir 60 persen. Terkait dengan harga baru perumahan yang sudah disahkan menjadikan banyak pengembang baru yang ingin membuka lahan baru untuk mengembangkan perumahan. Hanya saja para pengembang baru tersebut masih terkendala perizinan. 

Pada dasarnya kontribusi sektor properti terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi memiliki  sumbangan yang cukup besar dan dapat menggerakkan sektor real yang lain seperti menyerap produk lokal, menciptakan lapangan kerja serta pertumbuhan bagi sector lainnya. Sehingga apabila terjadi penyumbatan pada pembangunan perumahan maka akan berpengaruh kesektor lainnya.  “Uang perumahan itu berputar di daerah, karena istilahnya tak mungkin pengembang membeli bahan baku ke luar kota. Mengingat pentingnya industry property untuk perekekonomian daerah. REI sangat mendorong pemerintah daerah untuk mendorong perkembangan property di Jambi ,” tandasnya.

Kepala BPS Provinsi Jambi  yos Rusdiandsyah mengatakan, dalam pendekatan yang dilakukan oleh BPS untuk kebutuhan rumah di Provinsi Jambi yakni setiap pertambahan  1 KK membutuhkan 1 rumah baru.  Dari data terakhir, jumlah KK yang ada di provinsi jambi pada tahun 2012 yakni 809.175, meningkat dari jumlah KK tahun sebelumnya yakni  789.831.

“Pertumbuhan rata-rata pertahunnya untuk jumlah KK sekitar 3 sampai 5 persen. Kita indikasikan pertumbuhan tersebut seiring dengan pertumbuhan kebutuhan rumah di Jambi,” jelasnya singkat.

Sementara itu, pelaku pengembangan perumahan PSP, melalui pimpinan proyek PSP Kuncoro mengakui property masih sangat bergairah. Walaupun saat ini merupakan tahun politik, yang biasanya banyak belanja politik. Namun dikalangan karyawan biasanya akan tetap memubutuhkan perumahan, maka sasaran penjualan lebih pada masyarakat kelas menengah.

\"Tahun ini jadi penentuan untuk tahun-tahun berikutnya, apalagi saat ini komudity sudah membaik,\" ujarnya.

Kuncoro juga mengakui bahwa pangsa pasar perumahan banyak berasal dari pelaku perkebunan disamping dari kelas menengah kebawar yang juga terus membaik. Apabila harga komoditi tersebut terus membaik maka pasti akan membaik kedepannya demikian juga kebutuhaan akan perumahan juga akan terus membaik. \"Kita targetkan tahun ini meningkat, khususnya penjualan di Grand Kenali dan Villa Kenali. Dengan pasar kelas menengah kebawah yang mulai bagus,\" tandasnya.

(kar/run)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: