>

315 Juta Orang Pengguna Narkoba

315 Juta Orang Pengguna Narkoba

JAKARTA - Jumlah pengguna, pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba di dunia, cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan \"World Drug Report\" yang diterbitkan Organisasi PBB yang menangangi narkoba dan kriminal, UNODC, diperkirakan terdapat 315 juta orang yang berusia produktif, yakni antara 15-64 tahun menjadi pengguna narkoba. Sementara sekitar 200 juta orang meninggal setiap tahunnya. Semuanya diakibatkan besarnya jumlah narkoba yang beredar dan rendahnya angka pemulihan bagi para pengguna narkoba.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional 2014 di Istana Wapres, kemarin. Sementara di Indonesia, Anang menguraikan, dari hasil survei nasional penyalahgunaan narkoba tahun 2011, angka prevalensi penyalah guna narkoba di Indonesia mencapai 2,2 persen atau sekitar 4,2 juta orang. \"Jumlah tersebut terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, maupun pecandu,\"ujar Anang.

Anang melanjutkan, angka prevalensi tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya. Namun, masih lebih rendah dibanding angka prevalensi penyalah guna narkoba tahun 2011 yang mencapai 2,23 persen. Dia menguraikan ada sejumlah permasalahan terkait penanggulangan narkoba. Diantaranya, hingga saat ini, pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di Indonesia masih sangat terbatas. \"Sementara jumlah pengguna narkoba yang mengalami ketergantungan sangat besar,\"katanya.

Kemudian, lanjut Anang, terkait masalah peredaran gelap narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah diungkap kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka dan barang bukti cukup besar. \"Namun hasil tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah narkoba ilegal yang beredar di masyarakat,\"ujarnya.

Di samping itu, Anang menuturkan, pengguna narkoba masih kerap dianggap pelaku tindak kriminal. Sehingga, umumnya mereka tidak mendapatkan pemulihan atau rehabilitasi. \"Mereka yang tertangkap mendapat hukuman penjara, tidak dipulihkan, hal tersebut mengakibatkan jumlah pengguna narkoba tidak berkurang,\"tuturnya.

Meski begitu, Anang menekankan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk memberantas narkoba. Dia menuturkan ada beberapa capaian dalam upaya tersebut melalui

pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Pada aspek pemberantasan peredaran gelap narkoba, menunjukkan adanya peningkatan hasil pengungkapan kasus dan tersangka kejahatan narkoba, serta Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang berasal dari kejahatan narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, terungkap 108.701 kasus, dengan jumlah tersangka 134.117 orang. \"Sementara hasil pengungkapan TPPU, sebanyak 40 kasus dengan nilai aset yang disita sebesar Rp 163,1 miliar,\"urainya.

Sementara dalam upaya rehabilitasi, kata Anang, selama kurun waktu 2010 sampai 2014, sebanyak 34.467 residen telah direhabilitasi, baik melalui layanan rehabilitasi medis maupun sosial. Rehabilitasi tersebut dilakukan di lembaga rehabilitasi milik pemerintah dan masyarakat. \"Meskipun sudah banyak capaian yang dihasilkan dalam upaya menyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya penyalahgunaan narkoba, namun masih banyak hal yang membutuhkan perbaikan dan upaya penyempurnaan serta kerja keras kita bersama,\"paparnya.

Sementar a itu, Wapres Boediono mengamini pernyataan dan fakta yang disampaikan Kepala BNN Anang Iskandar. Boediono menuturkan, saat ini, dunia termasuk Indonesia menghadapi jaringan penjual narkoba internasional. \"Cara yang terbaik adalah menangkalnya sebelum merebak dan memotong mata rantainya. Dan semua itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh negara, tetapi harus menjadi gerakan bersama, gerakan nasional,\" ujar Boediono.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga mengingatkan jika masyarakat tidak melakukan gerakan apapun, \"maka angka prevalensi penyalahgunaan narkoba akan terus meningkat. \"Diperkirakan bisa mencapai hingga 5 juta orang. Yang banyak terkena adalah generasi muda, orang-orang yang kita harapkan mengganti kita semua, yang diharapkan menjadi generasi yang lebih baik dari kita,\" imbuhnya.

(Ken)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: