Presiden Larang Penutupan Bandara Juanda
JAKARTA - Polemik penutupan Bandara Internasional Juanda Surabaya mendapatkan perhatian serius pemerintah. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kemarin (9/9) langsung bergerak untuk berkomunikasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian. Kemenhub meminta Menko Perekonomian dan Menko Polhukam segera menyampaikan permasalahan itu kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat menghadiri diskusi di Universitas Indonesia (UI) kemarin (9/9). Dia mengatakan, setelah beredar kabar penutupan bandara Juanda yang akan digunakan HUT ke-69 TNI, Menko Perekonomian Chairul Tanjung (CT) segera menghubungi presiden. \"Pak CT menyampaikan arahan dari Presiden bahwa acara HUT TNI itu tidak boleh mengganggu aktivitas di Bandara Juanda,\" tegasnya.
Bambang menjelaskan, nantinya penerbangan menuju ke Juanda akan diatur dengan mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya bagaimana saat pesawat TNI latihan bersamaan dengan pesawat terbang komersial yang mendarat atau lepas landas. \"Prinsipnya dampak harus minimal. Mungkin pesawat kami tunda sebentar keberangkatannya,\" ujarnya.
CT yang kemarin hadir di acara yang sama membenarkan pernyataan Bambang. Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Presiden SBY. \"Saya sudah menghubungi Presiden. Intinya Presiden memerintahkan Juanda tidak boleh ditutup,\" ujarnya.
CT menjelaskan, mendengar kabar kalau Bandara Juanda akan ditutup, Presiden langsung menggelar pertemuan dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Otoritas Bandara. Menurut CT dalam rapat disepakati bahwa acara HUT ke-69 TNI di Surabaya tidak boleh mengganggu aktivitas penerbangan komersial. \"Akan ada rekayasa lalu-lintas di udara agar semua penerbangan berjalan dengan normal,\" jelas pemilik Transcorp itu.
Pada bagian lain, persiapan pengaturan lalu-lintas udara terus dimatangkan oleh pihak otoritas Bandar Udara (Otban) Wilayah III Surabaya. Kepala Otban wilayah III Surabaya Muhammad Alwi yang dihubungi mengatakan bahwa sampai kini belum ada kepastian. Pihaknya masih terus bertemu dengan pihak TNI untuk membahas rencana itu. \"Kami masih rapat-rapat. Belum ada perkembangan,\" tuturnya.
Menurut dia, nantinya pihak Kemenhub, Otban, dan TNI akan menggelar rapat terakhir. Pertemuan antarinstitusi itu akan diadakan pada hari Jumat (12/9). \"Mungkin pada hari Jumat nanti sudah ada keputusan. Bagaimana cara pengaturannya. Namun saat ini kami tegaskan bahwa belum ada keputusan resmi bandara akan ditutup,\" kata dia.
Terpisah, rencana penutupan bandara yang terletak di Sidoarjo itu membuat panas sejumlah pihak. Salah satunya dari kalangan pengusaha seperti Indonesia National Air Carriers Association (Inaca). Sekjen Inaca Tengku Burhanuddin menyatakan bahwa penutupan bandara Juanda akan membawa malapetaka bagi maskapai. Pasalnya, mereka akan menanggung kerugian yang cukup besar dengan adanya penutupan itu.
Dia mencontohkan, jika nantinya akan ada 219 pesawat tempur TNI di Juanda, maka tidak ada ruang bagi pesawat komersial untuk parkir. Otomatis pesawat-pesawat itu akan mendarat di bandara lain yang dekat dengan Juanda. \"Kami sudah menerima banyak masukan dari maskapai. Intinya mereka menolak penutupan Juanda,\" paparnya.
Selain itu, penumpang pesawat akan sangat dirugikan jika benar nantinya Juanda akan ditutup. Burhanuddin mengatakan solusi menurunkan penumpang di bandara terdekat dari Juanda tidak akan memecahkan masalah. Sebab, penumpang akan merasa tidak akan nyaman. \"Selama ini yang dicari penumpang pesawat terbang adalah kenyamanan. Jika tidak nyaman mereka bisa meminta ganti rugi pada pihak maskapai,\" ujarnya.
Lebih lanjut, Burhanuddin meminta pihak TNI untuk membatalkan rencana pemakaian bandara Juanda untuk acara peringatan HUT TNI. Pasalnya Juanda merupakan bandara terpadat kedua setelah Soekarno Hatta. Dia mengusulkan untuk memindahkan acara itu ke Madiun. \"Kan di Madiun juga ada bandara milik TNI,\" ucapnya.
(aph/end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: