>

Lebih Dekat Dengan Muhammad Yusuf, GM Aston Hote

Lebih Dekat Dengan Muhammad Yusuf, GM Aston Hote

Malang Melintang di Dunia Perhotelan, Pernah Bekerja Sebagai Pencuci Piring

SETIAP orang bisa sukses. Hal tersebut dibuktikan oleh Muhammad Yusuf. Siapa sangka posisi  yang didudukinya saat ini sebagai General Manager di Aston Hotel ini, ternyata dulunya mengawali karir sebagai seorang pencuci piring. 

YUNITA SARI. S

Menduduki posisi sebagai seorang General Manager di suatu perusahaan tentu sudah menjadi idaman semua orang. Terlebih, jika jabatan tersebut bisa diraih di perusahaan berkelas internasional. Tentunya menjadi prestasi yang luar biasa.

Memang untuk menggaet posisi tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang hingga mengantarkan seseorang di posisi tersebut. 

Salah satu sosok sukses yang berhasil merintis karir dari bawah hingga menduduki posisi puncak management tersebut yakni Muhammad Yusuf. Pria yang baru tiga bulan menjabat sebagai General Manager di Hotel Aston Jambi ini menceritakan tentang awal mula ia masuk ke dunia bisnis perhotelan. Sebuah pekerjaan yang diakuinya sungguh jauh dari mimpinya.

“Dulu cita-cita saya malah menjadi seorang petani. Tak terbesit difikiran untuk memasuki dunia perhotelan dan menjalaninya sampai sekarang,” ujar lelaki bertubuh tegap tersebut.

Bercerita mengenai posisi yang diampunya sekarang, ia mengaku tak lantas berbusung dada karna menurutnya posisi tersebut diraihnya berkat jerih payahnya yang sudah malang melintang didunia perhotelan sejak sekitar 20 tahun silam.

Karirnya bebenar dimulainya dari bawah. Posisi sebagai seorang pencuci piring menjadi tonggak awal dirinya terjun di dunia perhotelan yang kala itu dijalaninya saat ia tengah merantau di kota Lampung. Dengan gaji yang dibayarkan sekitar Rp 2 ribu perhari, lelaki berdarah Betawi ini tetap giat bekerja.

“Menurut saya walaupun awalnya passion saya belum disitu dan yang saya dapatkan tak seberapa, tapi karna saya bekerja disitu jadi saya tetap memberikan kinerja terbaik,” tambahnya.

Sampai dua tahun kemudian, ayah 5 orang anak ini akhirnya memutuskan untuk bekerja di hotel lain sembari melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan perbankan. Meskipun dirasa tidak pas dengan lini pekerjaan yang dijalaninya dan sempat mendapatkan tantangan dari orang tua, namun menurut lelaki yang menyenangi mempelajari hal baru ini apa yang dijalaninya tersebut cukup menantang.

Hingga saat ini, lelaki yang mengaku doyan traveling ini sudah menjajaki sekitar 14 hotel di beberapa tempat di indonesia. Berbekal pengalamannya yang malang melintang di beberapa jaringan Aston hotel Archipelago, lelaki ini sempat menjalani tugas dan fungsi yang berbeda-beda di beberapa tempat seperti Palembang, Pekan Baru, Pluit, dan sepak terjangnya di dunia perhotelan sempat  juga mengantarkannya bekerja di  Dubai.

Ditanya prospek dan tantangan ketika menjalani peran dan tugas barunya di Jambi, lelaki ini mengaku tertantang untuk menghadirkan yang terbaik bagi bisnis perhotelan dengan mendorong  sektor pariwisata sehingga Jambi tak hanya sekedar tempat transit bisnis semata namun juga bisa menjadi daerah yang mengunggulkan tempat wisata sehingga mampu menggerakkan sektor perekonomian berikut bisnis perhotelan khususnya di Jambi. Meskipun posisinya saat ini sudah cukup berada di atas, namun lelaki berusia 38 tahun ini mengaku suatu saat ingin dapat menciptakan bisnis sehingga suatu hari bisa menjadi pimpinan di usaha milik sendiri.

‘’Saya sangat termotivasi dengan kata-kata, setinggi apapun jabatan kita tetaplah pekerja. namun sekecil-kecilnya usaha yang dijalani kita tetap bos di usaha kita sendiri. dan suatu saat saya harap bisa menjadi bos di perusahaan saya sendiri,” tandasnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: