SAD-Warga Kembali Bentrok
MUARABULIAN - Lagi, konflik lahan kembali terjadi di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari. Kali ini antara Warga Suku Anak Datang dengan Warga Suku Anak Dalam di lahan plasma PT Asiatic Persada yang sudah diperivikasi dan mendapatkan SK dari bupati.
Informasi yang berhasil dihimpun, dimana Sahnan (28) dan Roni (30) dari warga lahan plasma yang saat itu selaku pengawas pada pembuatan parit gajah tersebut, babak belur dikeroyok warga yang mengatas namakan warga SAD kelompok mantilingan Desa Bungku.
Peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi Sabtu (20/9) sekitar pukul 10.00 WIB pagi di ujung aspal Rt 10 desa Bungku Kecamatan Bajubang. Kejadian itu bermula saat dua korban melakukan pengawasan pembuatan parit gajah.
Dilokasi kejadian tiba-tiba datang warga yang berjumlah kurang lebih 50 orang yang mencoba masuk untuk mengambil sawit di lahan plasma tersebut. Awalnya puluhan warga tersebut berniat mencegah dua orang korban tersebut meneruskan pembuatan parit Gajah. Beberapa karyawan dan pengawas tetap bekerja menggali parit gajah. Merasa diremehkan oleh pekerja bahkan pengawas parit gajah, akhirnya terjadi cek cok adu mulut antara pengawas dan beberapa warga. Suasana saat itu semakin memanas, empat orang warga yang tergabung dalam kelompok mantilingan 50 orang langsung menghampiri dua orang pengawas parit gajah. Tanpa ada perlawanan, dua pengawas parit gajah dikeroyok hingga babak belur dilokasi kejadian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban yang dikeroyok oleh kelompok mantilingan tersebut adalah kelompok betok. Bahkan dikabarkan salah satunya merupakan ketua kelompok betok.
Peristiwa ini dibenarkan oleh pihak kepolisian Polres Batanghari. Ipda Edy Yanuar. Saat dikonfirmasi mengatakan, nama-nama tersangka pemukulan sudah dikantongi. “Yang jelas kasus ini masih di dalami. Informasi yang kami terima, korban dipukul dengan kayu. Kondisi korban mengalami luka pada bagian kepala,”kata Edy.
(Adi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: