Abu Bakar Pulang Subuh, Bakri Ingin Tambah Staf
Melihat Kesibukan Anggota DPD dan DPR RI Asal Jambi
Dua wakil asal Jambi berkiprah di Senayan. Yang satu Abu Bakar Jamalia, anggota DPD RI. Satunya lagi H Bakrie, anggota DPR RI asal PAN. Apa yang bisa mereka perjuangkan untuk rakyat Jambi?
Chandra, Jakarta
RUANGAN itu tidak terlalu besar. Kurang lebih ukurannya hanya 6 x 6 meter. Ada meja kerja, sofa dan meja tamu. Tak ketinggalan rak buku menghiasi ruangan berwarna putih kombinasi coklat itu. Di ruangan lantai II inilah, Abu Bakar sehari-hari melaksanakan tugasnya sebagai anggota DPD RI.
Di atas meja nampak tumpukan berkas, buku dan sejumlah surat kabar. Tidak nampak ada gelas minuman di sana. Siang itu, Abu Bakar terlihat cukup sibuk. Pria kelahiran Kuala Tungkal, Tanjab Barat 21 Juli 1953 tersebut nampak menandatangani sejumlah berkas. Tak hanya Abu Bakar di ruangan tersebut. Ada pula staf ahli yang menemaninya. \"Menjadi senator adalah cita-cita saya sejak muda,\" kata Abu Bakar kepada radar pena (Satu Group dengan Jambi Ekspres,red), saat ditemui di ruangannya, Senin (06/10).
Dia mengatakan keberadaannya di DPD adalah mewakili masyarakat Jambi. Saat ditanya perasaan duduk di DPD RI, pria berjenggot ini menjawab,\" “Ini amanah. Tanggung jawab ada di pundak saja. Karena itu, saya akan bekerja maksimal ,” imbuhnya. Untuk itu, ia menjadikan ruangan kerjanya sebagai rumah kedua “Mandi ,makan dan lainnya saja lakukan di ruangan kerja ,”jelasnya.
Tak ayal, dia selalu menyiapkan koper berisi pakaian, perlengkapan sholat dan keperluan lainnya. “Kita ini wakil rakyat ,kepentingan rakyat harus dinomorsatukan dari kepentingan keluarga,”sebutnya. Sejak dilantik pada 1 Oktober 2014 lalu, dia mengaku sudah mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya. Termasuk dengan staf dan kawan-kawan DPD lainnya. “Saya kan pernah menjadi anggota DPRD Tanjab Barat periode 1999-2004. Pengalaman di sana saya terapkan di sini ,” papar. Saat itu, Abu Bakar menjadi anggota DPRD dari fraksi PPP.
Dia mengakui aktivitas di Senayan lebih padat ketimbang di DPRD Tanjab Barat .Di Jakarta, dia harus pulang sampai pukul 03.00 WIB.“Saya rela pulang pagi dan subuh demi masyarakat Jambi ,”jelasnya. Meski begitu, dia tidak lupa menjaga kesehatannya. Salah satunya dengan mengatur pola makan dan tidur.
Selama di Ibukota, Abu Bakar tinggal di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Istri dan anaknya pun ikut diboyong. Dia menyewa sebuah rumah seharga Rp 50 juta setahun.“Memang cukup mahal. Tapi nggak apa-apa, saya ikhlas,\" lanjut suami HJ Suwarni ini. Pria yang mengaku hanya tamatan SMA ini berjanji akan memperjuangkan Jambi.
Meski hanya lulusan SMA, dirinya tidak akan minder. Sebaliknya, dia justru lebih semangat. Yang ingin diperbaikinya adalah soal perangkat hukum untuk mengikat antara Menteri Dalam Negeri dengan Gubernur serta Gubernur dengan Walikota dan Bupati. Dimana selama ini ada Gubernur yang dipanggil oleh menteri namun tidak datang. Begitu juga dengan Gubernur yang memanggil Bupati dan Walikota ,namun Bupati dan Walikota tidak ada yang memanggil.
Dengan adanya aturan dan sanksi-sanksi yang dilanggar maka kedepan baik Gubernur serta Walikota dan Bupati akan bisa bersinergi dengan pusat. Selama ini, jika ada undangan dari Gubernur, sejumlah Walikota dan Bupati hanya mengutus asistennya. “Bagaimana bisa memajukan Jambi bila hanya mengutus orang,” terangnya.
Selain itu, dia berkeinginan untuk memajukan otonomi daerah. Dimana selama ini banyak Gubernur, Walikota serta Bupati yang menyelewengkan kekuasaan. Salah satunya dengan tidak menempatkan jabatan Pegawai Negeri Sipil sesuai ilmu atau ahlinya. “Ini yang harus dibenahi,” tukasnya.
Ia mencontohkan Sarjana Kelautan seharusnya tidak ditempatkan di Dinas Pekerjaan Umum, namun di Dinas Kelautan dan Perikanan. Bila orang yang tidak ahli berada di dalamnya maka akan menjadi hal yang fatal .Dimana saat melakukan presentasi tidak bisa meyakinkan dan nantinya akan membuat gagal penarikan dana dari pusat.
Sementara itu, H Bakri SE, anggota DPR RI incumbent asal Jambi saat ditemui di Senayan mengungkapkan tidak banyak hal yang harus dipersiapkan. Sebab sebelumnya dia sudah duduk di Senayan. Ditanya apakah ada perbedaan kegiatan DPR RI waktu dirinya menjabat dan saat ini, pria kelahiran Pulau Kijang 15 Mei 1968 ini mengiyakannya.
\"Sedikit terkejut, namun itu kita lakukan untuk rakyat,\" tukas pria berkulit putih ini. Untuk kedepan ,ia merasa tidak ada hal istimewa yang harus dipersiapkan. Namun ada hal yang akan ditambah. Mulai staf ahli dan lainnya. “Staf ahli itu sangat mendukung sekali untuk memperlancar pekerjaan kita ,”terang politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Selama menjadi wakil rakyat di Jakarta, Bakri tinggal di kompleks perumahan dinas DPR RI di Kalibata, Jakarta Selatan.
Untuk istirahat, dia mengaku sering mencuri-curi waktu. Biasanya sebelum rapat atau saat berada di mobil. “Rapat kan tidak menentu waktunya. Jadi pas ada waktu, baik di mobil saat perjalanan pulang dan pergi saya gunakan untuk istirahat ,” terang pengusaha kontruksi asal Jambi ini. Rumah yang berdekatan dengan tempat kerja membuat dirinya bisa berkesempatan pulang untuk membersihkan diri dan beristirahat.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: