>

Siswa Bawa Obeng dan Karter

Siswa Bawa Obeng dan Karter

Razia Pelajar di Warnet

JAMBI - Siswa kedapatan membawa obeng dan pisau karter dari razia warnet yang dilakukan Satpol PP Kota Jambi, kemarin (27/10). selain itu, berhasil juga didapati rokok dari tas siswa.

Obeng dan pisau karter ini ditemukan di dalam tas yang dibawa oleh siswa. \"Kita periksa tasnya memang tak ada yang mencolok. Namun ada barang yang tak lazim dibawa seperti pisau karter dan obeng serta rokok,\" kata Irwansyah, Kepala Satpol PP Kota Jambi.

\"Kita khawatir ada apa ini dibawa. Takutnya disalahgunakan malah untuk tawuran kan bisa bahaya juga. Baik bagi diri yang membawa dan juga bagi orang lain. Apalagi rokok, siswa kan tak wajar bawa rokok, ke sekolah lagi,\" tambahnya.

Setidaknya, ada 13 orang siswa yang diamankan. Sebanyak 12 diantaranya adalah siswa SMA dan 1 lainnya adalah siswa MTs Tarbiyah, Mayang. \"Kami patroli ke wilayah mayang dan telanai ada 12 siswa SMA dan 1 siswa MTs. Tadi kami menyisir warnet di kawasan mayang, Telanaipura di Karya Maju,\" sebutnya.

Dia menguraikan, mereka yang diamankan paling banyak dari SMA 5 Kota Jambi. \"Siswa SMA 5 ada 5 orang, SMK Satria 2 orang lalu MTs satu orang, SMA Hidayah 1 dan 1 adhiyaksa dan 1 orang sma 1. Alasannya terlambat dan takut masuk sekolah dan tak berani pulang makanya main ke warnet,\" sebutnya.

Menurutnya, apapun alasannya, siswa tak dibenarkan berkeliaran di jam sekolah. \"Pada jam sekolah harus sekolah. Kita himbau pihak sekolah tolong efektif mengawasi anak kita. Apakah masuk atau tidak dan alasannya apa. Jangan sampai mereka kalau terlambat malah ke warnet,\" imhuhnya.

\"Harus diberikan sanksi yang cukup berat bagi mereka. Orang tua juga harus cek anak sampai sekolah atau tidak,\" tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan kota Jambi, Rifai yang dimintai komentarnya terkait hal ini tak menyalahkan sekolah. Dia mengatakan, ada keterbatasan sekolah dalam mengawasi siswa.

\"Ada anak yang berangkat namun tak ke sekolah dan ada yang ke sekolah tapi tak masuk. Kami tetap menghimbau sekolah ketika yang terlambat jangan disuruh pulang,\" jelasnya.

\"Seperti SMA sudah sangat sering siswanya terjaring, ya coba SMA 5 itu berapa luasannya. Ketika istirahat kan siswa ada di kantin. Makanya guru setiap masuk kelas, misalnya kelas 1, ketika masuk pagi ada 35 orang. Tapi setelah jam istirahat masuk lagi tibggal 34, itu harusnya dicari kemana yang satunya. Namun bingung juga carinya dimana. Yang jelas harus ada pembinaan,\" ujarnya.

\"Takutnya lagi yang minggat mungkin mereka yang terjaring. Kalau bisa yang terjaring ini jangan lagi dilepas. Panggil saja orang tuanya dan kasih tahu orang tuanya anaknya minggat. Biar orang tuanya yang menjemput sehingga bisa diberikan ketegasan,\" tukasnya.

(wsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: