WNI Dimutilasi di Hongkong
Jakarta – Belum lama pasca kabar mutilasi seorang warga negara Indonesia (WNI), Mayang Prasetyo di Australia. Kini kasus tersebut kembali terjadi pada WNI di Hongkong. Seorang perempuan bernama Sumarti Ningsih (25) ditemukan dengan kondisi mengenaskan di sebuah apartemen di Distrik Wan Chai, Hongkong.
Jenazah Sumarti ditemukan di dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29). Dalam keterangan yang diberikan oleh pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), jenazah Sumarti ditemukan bersama jenazah seorang perempuan lainnya. Meski belum dipastikan, perempuan tersebut diduga kuat juga berkebangsaan Indonesia.
“Jenazah ditemukan pada tanggal 1 November oleh kepolisian distrik Wan Chai. Lalu sehari setelahnya, dilaporkan pada KJRI Hongkong. KJRI kemudian langsung berkoordinasi dengan kepolisian untuk proses investigasi lebih lanjut,” ujar Krishna Djaelani Kasubdit Pengawasan Konsuler, Direktorat Perlindungan WNI di luar negeri, Kemenlu saat ditemui di kantonya kemarin (3/11).
Dari data terkahir yang ia peroleh dari KJRI Hongkong, diduga kuat pelaku pembunuhan adalah pemilik apartemen tempat jenazah Sumarti ditemukan, yakni Rurik George Caton Jutting. Jutting sendiri telah ditahan oleh pihak kepolisian setempat beberapa waktu lalu meski proses penyelidikan terus berlangsung. “Kejadiannya di tempat itu, ya mostly dugaan pada yang punya apartemen itu. Tapi ini masih terus diselidiki untuk mengetahui motif dan data lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, fakta mengejutkan disampaikan oleh Juru Bicara Kemenlu Michael Tene. Ia menyebut, korban masuk ke Hongkong dengan menggunakan visa turis pada akhir Oktober lalu.
Informasi itu cukup mengejutkan, pasalnya dari penelusuran Jawa Pos, dari data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), perempuan asal Cilacap itu masih terdaftar sebagai Tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa Sumarti sebelumnya memang berkeja sebagai TKI. Namun, ia melarikan diri dari majikannya dan kembali ke tanah air. Usai pulang, ia kembali lagi ke negara bekas pesemakmuran Inggris itu dengan menggunakan visa kunjungan.
Di sana, Sumarti disebut-sebut bekerja sebagai disc jockey (DJ) di sebuah pub. Tak hanya bekerja menjadi DJ, muncul kabar bahwa perempuan asal Jawa tengah itu juga bekerja menjadi PSK. Kasus WNI yang diduga mennjadi PSK di luar negeri bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, dalam kasus mutilasi Mayang juga muncul kabar bahwa ia juga merupakan seorang PSK kenamaan di Australia. terkait dugaan ini sendiri, pihak Kemenlu masih enggan berkomentar. Kemenlu hanya menegaskan bahwa pihaknya telah mencoba menghubungi pihak keluarga korban di Indonesia untuk menyampaikan berita duka ini.
Dalam menangani kasus ini, Pemerintah Indonesia bergerak cepat. Menlu Retno L.P Marsudi menyatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke Hongkong untuk melakukan proses identifikasi kedua korban. \"Kita sudah kirim tim ke sana lalu kita akan identifikasi dan ada aplikasi (laporan),\"ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (30/11).
Di samping mengirimkan tim, Retno juga telah menginstruksikan KJRI setempat untuk segera berkoordinasi dengan otoritas setempat. Dia pun berjanji akan mengupayakan agar kasus pembunuhan tersebut menjadi prioritas bagi pihak yang berwajib di sana. \"Otoritas setempat di sana, sebagai negara memberikan proteksi dan hak-hak hukum warga negara kita, jadi harus kita jaga, harus diperhatikan seoptimal mungkin,\"ujarnya.
(Mia/Ken)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: