Kerinci Membara, Satu Tewas
Empat Rumah Hangus
SUNGAIPENUH- Konflik yang terjadi di kabupaten Kerinci antara warga Kumun dan Tanjung Pauh Sabtu (8/11) lalu terus berlanjut. Selasa (11/11) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, empat rumah warga Tanjung Pauh dibakar massa. Sedangkan Junaidi (32), warga RT 3, Desa Muara Jaya, Kecamatan Kumun Debai tewas. Diduga dua peluru bersarang dibawah daun telinganya. Kejadian ini membuat suasana di dua kecamatan tersebut makin mencekam.
Kejadian ini bermula, dimana Senen (10/11) sekitar pukul 20.00 WIB warga Kumun berkumpul di perbatasan dengan Tanjung Pauh. Hanya saja, gerombolan massa dari Kumun tersebut tidak bisa mendekati masuk ke Tanjung Pauh karena dijaga oleh aparat. Saat itu sempat terjadi lemparan batu antara warga dan aparat. Karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ditambah jumlah massa lebih besar, aparat akhir mundur . Sekitar pukul 02.00 Selasa dini hari terjadilah aksi pembakaran rumah. Di tengah-tengah aksi tersebut ternyata ada seseorang warga Kumun, Junaidi yang tertembak.
Junaidi akhirnya dirujuk ke RS Padang. Hanya saja, dalam perjalanan ke Padang, jiwa Junaidi tak tertolong. Meski sebelumnya sempat mau dimakamkan, tapi karena ada dugaan Junaidi tertembak, mayat Junaidi akhirnya diotopsi di RS MHA Thalib.
Sementara itu untuk mencari solusi agar bentrok tidak kembali terjadi tokoh masyarakat Tanjung Pauh dan Kumun melakukan musyawarah di Polres Kerinci.
Efendi, salah seorang orangtua yang diduga pelaku mengatakan, dirinya bersama enam orangtua lainnya dipanggil oleh Polres Kerinci untuk dimintai keterangan. Pihaknya diperiksa sejak pukul 11.00 hingga sore kemarin. \"Ya, kami orangtua dipanggil Polres untuk dimintai keterangan,\" ujarnya.
Mengenai keberadaan anaknya dirinya mengaku tidak tahu, karena belum pulang sejak kejadian pertama. \"Anak saya belum pulang sejak kejadian pertama,\" ucapnya.
Sementara itu sekitar pukul 15.30 di Polres Kerinci pihak Tanjung Pauh dan Kumun duduk bersama mencari solusi agar bentrok tidak berlanjut.
Wakapolres Kerinci Kompol Katino yang memimpin pertemuan mengatakan, pihaknya berharap agar pertemuan dapat membuahkan solusi yang dapat mengatasi masalah. Kasdim 0417 Kerinci Mayor ARH AM Esra juga mengatakan, pihaknya berharap apa yang dibicarakan hari ini dapat menyelesaikan masalah.
Nasrun Faruq, ketua adat Kumun Debai, pihaknya meminta orangtua yang diduga pelaku yang dipanggil Polres agar ditahan dan tidak dilepaskan. \"Tuntutan kita jangan dilepaskan jaminannya sebelum pelaku ditangkap,\" ujarnya.
Jika dilepaskan akan berakibat fatal dan pihaknya tidak dapat meredam masyarakat dan dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Feri Siswadi, tokoh adat Kumun Debai juga meminta agar korban yang kritis dan akan dioperasi agar juga dipikirkan, karena korban merupakan keluarga yang tidak mampu.
Disebutkannya, satu lagi korban yang meninggal dunia diharapkan jangan menjadi pemicu konflik. \"Situasi di Desa sangat mencekam. Di Masjid bukan lagi panggilan Adzan yang didengar, tapi panggilan berperang, Masjid sudah dikuasai pemuda, pengurus Masjid tidak sanggup lagi,\" ujarnya. Dia juga meminta pihak Polisi dan TNI stand by diperbatasan.
Makruf Kari,Tokoh Masyarakat Tanjung Pauh mengaku setuju pelaku ditangkap dan orangtua pelaku diamankan sebagai jaminan. Mengenai biaya pengobatan korban agar dibicarakan dengan pihak Kumun. Siapa yang berbuat yang dibebankan untuk membiayai korban. \"Saya juga minta Polisi menangkap penjual minuman keras di Tanjung Pauh, karena itu penyebabnya,\" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: