Menakar Kemampuan Vietnam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN
Kondisi ekonomi Vietnam memang melambat sejak krisis ekonomi 2011 itu. Banyak proyek infrastruktur yang terpaksa dihentikan sementara karena sulitnya dana. Tercatat, kredit perbankan hanya tumbuh 12 persen pada 2011. Padahal, pada 2010, pertumbuhan kredit mencapai 27,68 persen. Itu menunjukkan bahwa bank sangat berhati-hati dalam mengucurkan pinjaman.
Pada 2012 hingga 2013, pemerintah masih berusaha menata kembali kondisi ekonomi negara. Fokusnya adalah menurunkan inflasi. Tahun ini, pergerakan ekonomi mulai terlihat. Namun, negara yang menjadi anggota tetap ASEAN pada 28 Juli 1995 tersebut masih perlu mengejar banyak ketertinggalan di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti.
Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Mayerfas mengungkapkan, saat ini Vietnam berada dalam masa transisi untuk menjadi ekonomi industri yang modern dengan prioritas utama seperti menstabilkan ekonomi, membangun kembali infrastruktur, serta menciptakan tenaga kerja berketerampilan. \"Vietnam berusaha memperkuat industri berbasis pasar,\" jelasnya.
Data Bea Cukai Vietnam menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap barang-barang impor. Nilai impor berbagai jenis barang konsumsi dan produksi Vietnam terus meningkat setiap tahun. Dalam lingkup regional, hal itu mengakibatkan defisit perdagangan Vietnam dengan ASEAN mencapai USD 3,34 miliar atau sekitar ****Rp... selama 10 bulan pertama 2014.
Ekspor Vietnam ke negara-negara ASEAN mulai Januari hingga Oktober 2014 mencapai USD 15,66 miliar dan impor USD 19 miliar. Ekspor terbesar Vietnam adalah ke Malaysia (USD 3,29 miliar); Thailand (USD 2,87 miliar); Indonesia (USD 2,35 miliar); Singapura (USD 2,33 miliar); dan Kamboja (USD 2,13 miliar). Ekspor terbanyak berupa kayu, garmen, serta tekstil.
Sementara itu, Vietnam banyak mengimpor barang dari Singapura dengan nilai mencapai USD 5,85 persen, disusul Thailand (USD 5,79 miliar); Malaysia (USD 3,39 miliar); dan Indonesia (USD 2 miliar) pada 10 bulan pertama tahun ini. Berdasar data Januari hingga Oktober 2014, defisit perdagangan Vietnam tercatat terjadi dengan Singapura, Thailand, dan Indonesia, sedangkan surplus perdagangannya hanya terjadi dengan Kamboja dan Myanmar.
Menurut Mayerfas, Vietnam merupakan pasar utama ekspor produk kertas Indonesia seperti kertas fotokopi, kertas tisu, tisu makan, dan facial tissue. Tahun lalu, impor kertas dari Indonesia mencapai USD 232,78 juta. Impor tersebut membuktikan bahwa produk kertas Indonesia sangat berkualitas. \"Sekaligus membuktikan bahwa kertas Indonesia aman dan tidak terbuat dari kayu ilegal,\" jelasnya.
(*/c5/kim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: