Tahap Awal, Pemerintah Bangun Lima Waduk
JAKARTA-Pembangunan infrastruktur untuk mengerek pertumbuhan ekonomi terus digenjot. Untuk itu dalam waktu dekat, Pemerintah bakal meneken kontrak pembangunan lima waduk atau bendungan anyar di beberapa daerah. Sementara groundbreaking kelima waduk tersebut rencananya dilakukan pada awal 2015 mendatang.
Direktur Bina Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Widiarto memerinci, kelima proyek itu antara lain Bendungan Keureti di Aceh Utara, dengan nilai proyek Rp 1,68 triliun. Begitu juga Bendungan Karian di Lebak, Banten bernilai investasi Rp 1,68 triliun.
Kemudian, untuk bendungan Logung di Kudus, Jawa Tengah merogoh anggaran Rp 620 miliar. Sementara Bendungan Raknamo di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Bendungan Lolak di Sulawesi Utara masing-masing bernilai Rp 760 miliar dan Rp 850 miliar. Secara terperinci, total kapasitas bendungan mencapai 60 juta meter kubik, dengan investasi Rp 50 ribu per meter kubik. \"Sehingga total nilai proyeknya Rp 5,59 triliun,\" ujarnya, kemarin (24/11).
Direktur Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Imam Santoso menambahkan, selain lima bendungan tadi,\"tujuh proyek lainnya akan dibangun pada 2016. Sementara pada 2017 dan 2019 akan dibangun masing-masing 6 waduk. Pada 2018 akan dibandung 5 proyek waduk.\"
Pembiayaan kelima bendungan tesebut dilakukan\"multi-years\"hing ga 2019. Sebab, pembangunan waduk membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 3-4 tahun. Total kebutuhan dana pembangunan waduk semuanya diambilkan dari kantong anggaran pendapatan belanja Negara (APBN).
\"Proyek waduk ini betul-betul dibikin di pemerintahan baru. Nantinya total 30 waduk dibangun, dengan dukungan sumber daya manusia, engineer-engineer dari dalam negeri,\" ujarnya.
Sementara itu, pembangunan waduk bertujuan mencapai tingkat kemandirian pangan. Sebab, waduk nantinya dapat membantu irigasi atau pengairan sawah-sawah di Indonesia. Apalagi, waduk juga bisa mendorong ketersediaan listrik di pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Potensi PLTA di Indonesia seharusnya bisa mencapai 75 giga watt. Namun, saat ini yang masih dikembangkan untuk listrik hanya 5,75 persen.
\"Pembangunan infrastruktur ini bisa mengerek sasaran perekonomian kita di atas 6-7 persen, tanpa meninggalkan kualitas,\" ujar Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah Kemneterian Perekonomian Lucky Eko Wiryanto.
Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup memproyeksi, ketahanan air menjadi tantangan Indonesia pada masa depan. Diproyeksi, ada sembilan pulau besar di Indonesia ada empat pulau yang terancam mengalami defisit air pada 2015. Antara lain Jawa diproyeksi defisit 134.103 juta meter kubik per tahun , Sulawesi mencatat defisit 42.518 juta meter kubik per tahun, Bali dan Nusa Tenggara Timur masing-masing defisit 27.652 dan \"4.546 juta meter kubik per tahun.
\"Meskipun sumber daya air di Indonesia melimpah, namun ketahanan air saat ini dalam ancaman. Karena distribusi penduduknya tidak merata. Kegiatan sosial-ekonominya juga masih berpusat di Jawa,\" ungkap Guru Besar Teknik dan Manajemen Sumber Daya Air, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Robertus Wahyudi Triweko.
(gal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: