Ekonomi Jambi Tumbuh Melambat
Masih Bertumpu ke Sektor primer
JAMBI-Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya, perekonomian Jambi tengah mengalami perlambatan. Berdasarkan data, perekonomian Jambi triwulan III tahun 2014 ini tumbuh sebesar 6,63 persen year on year (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 7,1persen (yoy). Namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, yakni sebesar 5,01 persen dan sumatera sebesar 4,08 persen.
Pimpinan Bank Indonesia Provinsi Jambi, V. Carlusa menyebutkan, penyebab melambatnya ekonomi Jambi pada triwulan ini karena masih bertumpu pada sektor primer yang ditopang oleh pertanian dan juga sektor perkebunan.
Sementara sektor pertanian memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor global. Sehingga ini memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat.
“Selain itu, cukup banyak proyek yang masih terkendala dalam pengerjaan dan penyelesaiannya sehingga ini juga mempengaruhi terhadap perlambatan pertumbuhan,” ujarnya pada acara Forum Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional, kemarin (25/11).
Namun ,meskipun demikian pertumbuhan ekonomi Jambi masih berada pada posisi tertinggi kedua di Sumatera dan tertinggi kedelapan dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, bila dilihat dari sisi penggunaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh meningkatnya perubahan stok 15,9 persen (yoy) dan konsumsi pemerintah sebesar 9,5 persen (yoy). Sementara itu, ekspor pada triwulan laporan menunjukkan adanya kenaikan sebesar 4,6 persen (yoy) yang utamanya disumbangkan oleh meningkatkanya ekspor pertambangan dari Provinsi Jambi khususnya minyak mentah.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan perekonomian Jambi didorong oleh masih tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor bangunan masing-masing sebesar 13,6 persen (yoy) dan 9,9 persen (yoy).
“Secara umum semua sektor perekonomian di Provinsi Jambi mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor keuangan, persewaan dan jasa keuangan yang tumbuh negatif sebesar -0,5 persen (yoy),” ujarnya.
Bila dilihat dari sisi pengeluaran utama didorong meningkatnya perubahan stok (15,91 persen). Konsumsi pemerintah 9,50 persen, realisasi belanja APBD triwulan III mencapai Rp1,8 triliun atau 48,3 persen. Meningkatnya investasi 5,31 persen adanya pembangunan beberapa proyek pemerintah seperti jembatan pedestarian, pasar Angso Duo, Menara Gentala Arasy, Bandara Sultan Thaha dan proyek swasta seperti swis bell hotel, perumahan Ciputra dan lain-lain.
“Kemudian konsumsi rumah tanga sebesar 4,60 persen saat menjelang Idul Fitri 1435 Hijriah dan nilai ekspor sebesar 4,57 persen karena adanya peningkatan komoditas minyak mentah ke Thailand,” tandasnya.
(run)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: