Sedih, Pesawat Kebanggaan Itu Kini Mangkrak

 Sedih, Pesawat Kebanggaan Itu Kini Mangkrak

 \"Saat itu, terus terang, rasanya bangga sekali, ibaratnya nggak makan sehari nggak apa-apa asal bisa menerbangkan pesawat kebanggaan Indonesia tersebut,\" kata Sumarwoto.\"

 Dia merasa bersyukur atas apa yang didapatnya selama ini. Apalagi jika mengingat nasib tragis yang menimpa rekannya, Capt Erwin. Test pilot lulusan Stuttgart, Jerman, tersebut mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas. Pesawat CN-235 yang sedang dia tes jatuh di Lapangan Gorda, Serang, Jawa Barat. Saat itu dia sedang melakukan uji dropping barang.

 \"Alhamdulillah, sampai usia segini kemampuan terbang saya masih dibutuhkan, meski tidak untuk menjadi test pilot seperti waktu muda dulu,\" kata kapten pilot yang kini sudah memasuki usia 63 tahun itu.\"

 Lepas dari IPTN, Sumarwoto pernah bergabung dengan sejumlah maskapai yang melayani penerbangan carter. Mulai Deraya Airlines hingga kini di Ekspress Airlines.

 \"Yah, lumayan untuk tambahan-tambahan biaya kuliah anak,\" tuturnya sambil tersenyum.

 Dia masih menyimpan harapan bahwa suatu hari nanti industri penerbangan tanah air bisa bangkit kembali. Syukur-syukur, N-250 bisa dihidupkan lagi. \"Pesawat ini diyakini teknologi dan kelayakannya masih akan bisa bersaing sampai 30 tahun nanti,\" katanya.

 Dia menambahkan, saham perusahaan sebesar Fokker yang memproduksi produk sejenis dengan N-250 langsung jatuh ketika pesawat N-250 yang sudah menggunakan teknologi fly-by-wire itu keluar. Bahkan, tidak lama kemudian akhirnya tutup.

 \"Jadi, mau tidak mau memang harus ada dukungan pemerintah karena dana yang diperlukan (untuk membangunan IPTN/PT DI) memang tidak sedikit,\" tandasnya.

 Menurut dia, situasi sekarang ini sangat memprihatinkan. Orang-orang IPTN/PT DI berkualitas yang dulu menggawangi produksi N-250 kini telah menyebar ke mana-mana. Banyak yang akhirnya ditampung perusahaan-perusahaan penerbangan besar seperti Airbus atau Boeing.

 \"Ini kan miris, anak-anak kita yang buat, tapi kita masih harus beli ketika mau menggunakannya,\" tandas Sumarwoto.

(*/c5/c10/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: