>

Bapak yang Baik, Dekat dengan Keluarga

Bapak yang Baik, Dekat dengan Keluarga

 Si adik itu tidak mau berada di kamar dengan alasan berisik. Saat saudaranya mencarinya untuk dipertemukan dengan sang mama, dia juga sedikit enggan. \"Berisik, ada yang nangis-nangisan,\" ucap Galih. Baru setelah diberi tahu tidak ada lagi yang menangis, dia mau masuk kamar.

 Menurut Angela, Galih sangat dekat dengan papanya. Irianto, kenang Angela, merupakan sosok orang tua yang penyayang, sabar, dan begitu perhatian. Dia juga ramah kepada semua orang. Jika tidak ada jadwal terbang, dia luangkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Naik sepeda motor bersama istri dan anak-anaknya. \"Juga sering kumpul, jalan-jalan ke mal,\" ujar Angela.

 Laksda TNI (pur) Yayun Riyanto, tetangga Irianto, pun mengenal Irianto sebagai pribadi yang baik. Maka tak heran jika warga sepakat menunjuknya sebagai ketua RT 39/RW 9. Banyak juga rekan Irianto sesama penerbang yang datang. Salah satunya Genggong Samudra, rekan sesama instruktur saat Irianto masih bekerja di Merpati. \"Dia orangnya berdedikasi tinggi,\" kata Genggong yang mengenal Irianto sejak kali pertama masuk Merpati pada 1990.

 Kesan yang sama diungkapkan teman seangkatannya di TNI-AU, Peter Riewul. Pria yang berdomisili di Malang itu bersama Irianto masuk TNI-AU pada 1983. \"Kami juga bersama-sama masuk Merpati pada 1990,\" ungkap Peter.

 Saat keluar dari TNI-AU itu, Irianto berpangkat letnan satu. Di Merpati tersebut mereka berpisah. \"Pada 2004 dia mengundurkan diri dari Merpati,\" ucap Peter. Selama di Merpati itu, dia sempat mendapatkan penghargaan, tepatnya pada November 2002, karena telah menempuh 10 ribu jam penerbangan bersama Merpati. Irianto juga pernah memperoleh penghargaan dari ExpoAir sebagai instruktur pilot pesawat Fokker F27.

 Peter mengatakan, sebelum insiden hilangnya pesawat AirAsia yang bertolak ke Singapura itu, dirinya sempat mendapatkan beberapa firasat. \"Setiap kali memakai pakaian hitam, saya teringat Irianto,\" bebernya.

 Firasat tersebut semakin kuat Minggu dini hari. Sekitar pukul 02.00, saat bertolak dari Bali menuju Surabaya, entah mengapa dia teringat Irianto. Puncaknya, kemarin pukul 09.00, pria yang tinggal di Malang itu membuka BB dan mendapati banyak BBM masuk berisi mohon doa untuk keselamatan Irianto. Tak membuang waktu, dia langsung bertolak ke rumah pria kelahiran 12 Desember 1957 tersebut di Sidoarjo.

 Sekitar pukul 15.00 giliran teman-temannya dari Motor Besar Club (MBC) Jawa Timur yang datang. Mewakili rekan-rekan lainnya, Cahyo Pujo Rahmanto berbicara kepada rekan wartawan. \"Selama di klub, dia yang paling bersahaja,\" ucap Cahyo. Pria itu juga mengungkapkan bahwa Irianto adalah biker yang paling kencang mewanti-wanti safety riding di setiap kesempatan.

 Oleh sebagian rekan, selain baik, Irianto dikenal sebagai sosok yang ramah dan senang bercanda. Namun, beberapa kali dia memperbarui profile picture (PP) BBM-nya dengan gambar cuaca buruk penerbangan yang dilalui. \"Sebelum PP gambar keluarga yang dipasangnya terakhir ini, seingat saya beliau memasang PP petir,\" cerita Putu, sahabat Irianto sejak di SMA Kalasan Jogjakarta.

 Sebagian tamu yang datang kemarin memang teman-teman Irianto semasa SMA lulusan 1981. Mereka tergabung dalam grup WhatsApp Praba Ambara 81. Sehari sebelum musibah terjadi, Irianto menulis di grup. Dia mengajak teman-temannya merencanakan perayaan tahun baru. \"Tanggal 1 nonton Ramayana yuuuuk,\" ajaknya. Ajakan menonton sendratari di Jogjakarta itu pun diiyakan teman-temannya. Namun, musibah tersebut membuat janjian itu tak berlanjut. \"Nanti kalau dia ketemu, saya pasti tagih ajakan itu,\" kata Putu.

(may/laz/c9/ayi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: