Islah, Kubu Ical Dianggap Meminta
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas IX Ancol, Yorrys Raweyai bingung dengan sikap kubu Aburizal Bakrie yang sekarang menyerukan perundingan damai dihentikan. Pasalnya, Kubu Ical -saapan akrab Aburizal Bakrie- yang meminta pembicaraan dilakukan.
“Ini sifatnya bukan kami yang proaktif. Mereka yang ngemis ke kita kok, kami enggak ada urusan,” kata Yorrys di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (6/1).
Diungkapkannya, adalah Syarif Cicip Sutarjo dan MS Hidayat yang pertamakali mengajak pihaknya untuk berunding. Ajakan itu dilontarkan tidak lama setelah Kemenkumham mengeluarkan keputusan terkait perubahan kepengurusan Golkar.
Menurut Yorrys, pihaknya sendiri sebenarnya tidak terlalu berkepentingan dengan perundingan tersebut. Mereka optimis secara hukum merupakan pengurus Golkar yang sah dan dapat memenangkan sengketa, bahkan di pengadilan sekalipun.
“De facto dan de jure semua di tangan kami, yang pegang kami kok. Ini kantor sekarang sudah kami yang memiliki kok,” pungkasnya.
Mengenai gugatan terhadap Munas Bali IX yang saat ini sedang disidangkan di PN Jakarta Pusat, Yorrys memandang bukan alasan untuk menghentikan perundingan. Pasalnya, gugatan tersebut bukan dilayangkan oleh pihaknya.
“Itu yang menggugat itu bukan DPP versi Ancol, itu yang menggugat tim penyelamat partai, berdasarkan keputusan rapat pleno 24 November 2014, menonaktifkan ARB dan Idrus,” pungkasnya.
Sementara sikap optimistis diperlihatkan Golkar kubu Agung Laksono jelang perundingan damai kedua tanggal 8 Januari yang akan datang. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan versi Munas Jakarta, Siswono Yudhohusodo, sejumlah syarat-syarat yang diajukan pihaknya telah disetujui oleh kubu Aburizal Bakrie.
Syarat-syarat yang dimaksud antara lain, mendukung pemilihan kepala daerah serta pemilihan presiden secara langsung. “Kemudian kita ingin pemilu legislatif proporsional terbuka. Walau belum ada kesepakatan mengenai ini, terasa betul sudah ada pendekatan setuju untuk proporsional terbuka,” terang Siswono.
Dikatakannya, satu-satunya syarat yang masih jauh dari kata sepakat adalah terkait koalisi. Tepatnya, permintaan agar Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).
Meski begitu, ia yakin perbedaan pendapat mengenai koalisi pada akhirnya dapat disatukan. Pasalnya, koalisi bukan lah hal yang prinsip sehingga bisa dengan mudah berubah setiap saat.
“Kita ingin Golkar jadi partner konstruktif bagi pemerintah dan nampaknya sebagian di DPP Epicentrum (kubu Ical) sudah menyetujui itu,” katanya.
Lebih lanjut Siswono mengatakan, berdasarkan perkembangan tersebut pihaknya optimis perundingan tanggal 8 Januari nanti akan membuahkan hasil positif. Ia juga yakin konflik internal Golkar bisa diakhiri dengan damai.
Siswono pun meminta semua kader untuk bersabar dan mendoakan agar masalah cepat selesai. Dipastikannya, kedua kubu sama-sama menginginkan Golkar bersatu. “Perlu ditegaskan bahwa kader Golkar mengharapkan betul Golkar tidak pecah, tetap satu. Kami di sini optimis Golkar akan tetap satu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: