>

Pengawasan Disebut Lemah

Pengawasan Disebut Lemah

Fasha: Belum Tentu Eks PSK

JAMBI- Terbukti masih adanya aktivitas di eks lokalisasi kembali meresahkan masyarakat. Pasalnya diketahui, 2 orang yang diduga eks PSK harus meregang nyawa usai menenggak minuman keras oplosan.

“Kan masih ada kegiatan disana, di dalam payosigadung. Berarti fungsi pengawasan belum maksimal dilakukan. Kita sangat menyayangkan hal itu. Ketika kita menyebut sudah ditutup nah malah ada makan korban dan membuktikan ada kegiatan di dalam,” kata Junedi Singarimbun, Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Jambi.

Dia mengakui, informasi soal masih adanya kegiatan di dalam eks lokalisasi memang banyak beredar. “Memang ada informasi dan banyak santer beredar, pengawasan lemah. Tutup mata terhadap aktivitas disana, usai deklarasi pemerintah tak benar-benar serius melakukan penjagaan dan pencegahan sehingga masih ada kegiatan. Makanya penjagaan tak maksimal,” ungkapnya.

Dia berharap, Perda yang sudah dibuat untuk dimanfaatkan. “Harapan kita kan Perda yang dibuat memang bermanfaat bagi masyarakat. Jangan ada pembuatan Perda malah tak jalan sama sekali,” ujarnya.

“Alasannya Perda belum efektif, baru efektif Februari? Nah ini yang saya pertanyakan. Kok bisa Februari baru efektif. Kan sudah dideklarasikan tutup, logikanya kan sudah efektif Perdanya, jadi alasannya apa. Kami tak mengerti juga apa maksudnya. Kenapa deklarasi kemarin kalau ternyata Perda-nya belum efektif berlaku. Ujarnya.

Dia meminta, aparat terkait serius dalam melakukan penjagaan. “Fungsi pengawasan harus dijalankan. Kita minta kosongkan nian, berarti tak ada pengawasan di payosigadung,” tegasnya.  

Sementara Walikota Jambi, Sy Fasha menolak jika Pemkot disebut terkesan membiarkan kejadian itu. “Belum tentu itu PSK, bisa saja tamu membawa dari luar kesana. Kita tak bisa menuduh itu eks PSK lokalisasi payosigadung karena tak ada bukti begitu. Kita lihat hasil pengembangan penyidikan pihak kepolisian. Siapa sih perempuan yang meninggal ini, apakah benar eks PSK atau perempuan yang dibawa dari luar ke dalam,” terangnya.

Dua orang wanita yang meninggal dunia itu tewas setelah melakukan pesta minuman keras di salah satu Cafe yang mereka gunakan untuk mabuk-mabukan. Terkait pesta miras ini, Walikota menambahkan, pihaknya belum bisa melakukan razia sesuai Perda. Sebab, Perda Kota Jambi soal aktivitas prostitusi ini belum efektif berjalan, hingga 16 Februari mendatang.

“Kita belum efektif. Kalau dirazia saat ini kita mau berbuat apa, mau ditindak juga tak bisa. Tunggu efektif baru dirazia dan sudah ada sanksi Perdanya nanti,” terangnya.

Dia  meminta kepada masyarakat untuk bersabar. Menurutnya, penutupan lokalisasi, tidak begitu dideklarasikan dan langsung berarti 100 persen tutup. “Tapi tiap bulan ada pertambahan 10 persen sehingga pas Perda efektif stop semua kegiatan. Bukan berarti dicanangkan langsung stop kegiatan. Yang namanya kecil-kecil satu, dua sampai empat itu wajar. Namun itu akan cepat,” sebutnya.

Lalu bagaimana soal pengamanan di lokalisasi, ditanya soal ini Fasha terlihat agak kesal. “Saya tak bisa jawab, silahkan cek sendiri kesana apakah dijaga atau tidak. Sekarang yang dipertanyakan kok ada kecolongan. Namun yang pasti pos terpadu diperpanjang 6 bulan ke depan. Dan pos di depan akan dipindah ke tengah, ada bangunan milik Depsos,” ujarnya.

Informasinya, kata dia, ada sejumlah pihak yang menolak posko dipindahkan ke dalam ke lokasi bangunan Depsos tersebut. dia akan meminta, pihak yang menentang ditindak tegas. “Katanya tak diperbolehkan warga (Posko didalam, red) yang saya dengar. Ini nanti saya minta kepada Kepolisian dan Kodim masuk ke dalam untuk investigasi, siapa masyarakat yang tak mengingingkan itu dan diamankan dulu saja,” tandasnya.

(wsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: