>

Stop Beli Beras,Ganti Gabah

Stop Beli Beras,Ganti Gabah

SURABAYA- Perum Bulog Divre Provinsi Jawa Timur, Pemerintahan Jatim, dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) terus mengupayakan perbaikan kualitas komoditas pertanian, terutama beras. Salah satu caranya dengan kesepakatan bersama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang dilangsungkan kemarin (26/1).

Pada 2014 Perum Bulog Divre Jatim berhasil menyediakan pengadaan beras dan gabah sebesar 1.1 juta ton. Dari jumlah itu, hanya 741,996 ton atau sekitar 67,45 persen yang terserap. Karena itu, Bulog Jatim mengalami kelebihan stok beras sebanyak 451.208 ton. \"Jumlah sisa tahun lalu itu masih cukup untuk penyaluran  sekitar sembilan bulan ke depan,\" ungkap Kepala Perum Bulog Divre Jatim Witono.

Dipaparkan Witono, jumlah stok beras di Jatim itu terbesar di kawasan Indonesia. Dengan demikian, Jatim masih mampu menyalurkan beras ke wilayah luar Jatim, khususnya di daerah Indonesia Timur.

Kelebihan stok beras itu juga mempengaruhi kondisi pasar petani. Itu terjadi karena Bulog tidak akan membeli beras kepada petani sampai stok habis. Jika kondisi itu terus berlangsung, maka secara otomatis kesejahteraan petani akan terganggu. \"Solusi petani adalah menjual beras ke tempat lain dengan harga lebih murah. Padahal, dengan itu mereka akan rugi,\" jelas dia.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pada tahun 2015 ini, Bulog Jatim bekerja sama dengan KTNA bersama Pemprov Jatim akan memberlakukan peraturan baru. Bulog Jatim tetap melakukan pengadaan seoptimal mungkin. Namun bukan dalam bentuk beras, melainkan komoditas gabah. \"Stok beras dari tahun lalu masih over. Kami akan melakukan pembelian gabah saja sampai kondisi seimbang,\" ujarnya.

Apabila kondisi sudah dapat dikatakan stabil, Bulog Jatim akan melakukan pembelian gabah dan beras kepada petani secara seimbang. Tentu saja juga pengadaan tersebut disesuaikan dengan kondisi pasar saat nanti.

Sistem ini diharapkan mampu membuat kualitas beras semakin meningkat. \"Lebih baik menyimpan dalam bentuk gabah dibandingkan beras. Kalau gabah masih dapat digiling jadi beras lantas disalurkan secepatnya,\" terang Witono.

Pada tahun 2015 ini, Bulog Jatim tetap optimistis. Bulog Jatim menargetkan minimal realisasi beras sebesar 750 ribu ton. Selain itu, Bulog Jatim juga akan menindaklanjuti pengadaan komoditas lain, yang pada tahun ini meningkat menjadi tujuh jenis. Antara lain beras, minyak goreng, tepung, gula, cabai, bawang merah, dan daging. \"Masalah masih pada stok beras. Yang lain dikatakan aman dan kami terus tingkatkan kualitasnya,\" imbuhnya.

(bri/tia)

 

                

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: