>

Pabrik Pakan Ikan Habiskan Rp 2,6 M

Pabrik Pakan Ikan Habiskan Rp 2,6 M

JAMBI - Pembangunan pabrik pakan ikan di Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, menghabiskan dana sebesar Rp 2,6 Miliar. Dana tersebut dihabiskan untuk pembangunan gedung sampai alat-alat pengelolaan bahan baku menjadi pakan ikan.

“Anggarannya sekitar Rp 2,6 Miliar. Kalau tanahnya hibah dari Desa,” kata Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA), kemarin.

Apabila pabrik pakan ini lancer, dikatakan HBA, direncanakan tahun depan dibangun lagi dimana masyarakat membutuhkan. Menurut HBA, selesainya pembangunan pabrik pakan ikan ini adalah jawaban dari keluhan masyarakat terhadap harga pakan ikan di pasaran, sebab dari dulu harga pakan ikan memang menjadi masalah.

“Ini kan menjawab permasalahan yang selama ini terkait masalah pakan, harga pakan selalu jadi masalah, sehingga kadang-kdang nilai tukar petani kita sangat rendah, apalagi dengan kenaikan BBM kemarin, tentu terjadi penurunan, mudah-mudah sekarang bisa stabil kembali,” ujarnya.

Dengan mulai produksinya pabrik pakan ikan ini, petani pembudidaya ikan diharapkan tidak lagi terbebani dengan tingginya harga pakan, pasalnya hasil produksi pabrik pakan ikan Tangkit dijual dengan harga yang lumayan murah.

“Berdasarkan hitung-hitungan kita, hasil produksi bisa dijual seharga Rp 4700 per kilogram, kalau harga di pasaran satu kilonya Rp 6000 sampai 7000. Apalagi nanti kita rencanakan pengelolaannya oleh Asosiasi Pembudidaya Patin Jambi (AP2J),” katanya.

Dijelaskan gubernur, dalam satu jam, mesin pengelola pakan ikan ini bisa menghasilkan 500 kilogram, jika dalam satu hari mesin itu bekerja selama 10 jam, artinya hasil produksi pabrik bisa mencapai lima ton per hari. 

“Dan nanti minimal target kita bisa memenuhi kebutuhan pakan untuk Desa Tangkit dan Kecamatan Kumpeh Ulu, kita targetkan untuk dua daerah itu dulu,” ujarnya.

Ketika ditanya ketersediaan bahan baku, gubernur mengatakan itu bisa terpenuhi, pasalnya rata-rata bahan baku yang diperlukan untuk produksi sudah tersedia di Provinsi Jambi. 

“Bahan bakunya pertama bungkil kelapa, itu banyak di Kabupaten Tanjabbar dan Tanjabtim. Yang kedua dedak, itu tersedia di Kabupaten Tungkal Ulu. Kemudian ikan asin, tentu banyak. Ada lagi tapioka, untuk bahan baku ini dipesan langsung dari Provinsi Lampung, kalau kita hitung-hitung cukup dan terpenuhi. Selain itu ada lagi kedelai dan jagung, yang jelas semua tersedia dan diperhitungkan bahan baku tidak putus,” jelasnya. 

Berdasarkan pantauan di lapangan, di pabrik tersebut belum tersedia jaringan listrik PLN, selain itu akses penunjang juga belum terlihat baik.

“Kalau listrik itu tinggal proses dengan PLN, kita sudah berjanji dengan PLN agar bisa masuk sebelum tanggal 12 Februari bulan depan. Sementara Infrastruktur jalan pelan-pelan kita penuhi, untuk sementara sebelum tanggal 12 Februari kita lakukan pengerasan dulu,” kata gubernur.

(fth)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: