Jambi Mulai Diselimuti Kabut Asap
Penerbangan Mulai Terganggu
JAMBI – Provinsi Jambi mulai diselimuti kabut asap. Itu disebabkan kebakaran hutan yang terus terjadi. Dua hari lalu jumlah titik api mencapai 107 titik yang tersebar di setiap Kabupaten/Kota. Kemarin (19/8) titik api terlihat menurun, yakni hanya 73 titik. Kondisi ini sangat berdampak terhadap penerbangan di Bandara STS Jambi. Warga juga sudah mulai merasakan adanya kabut asap. Apalagi di pagi hari.
Kemarin, selama 3 jam maskapai tak bisa landing di Bandara STS Jambi. Jarak pandang hanya 1000 meter. Terutama maskapai Garuda yang seharusnya tiba di Bandara STS Jambi sekira pukul 08.00 WIB terpaksa berbalik arah ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin, Palembang.
Masakapai Garuda yang gagal landing itu baru bisa landing di Bandara STS Jambi sekira pukul 10.22 WIB. Beberapa keberangkatan maskapai lainnya terpaksa di cancel karena jarak pandang belum normal. Penumpukan penumpang di Bandara STS Jambi tak bisa dielakkan. Sebagian mereka mengaku ada yang merasa dirugikan. Karena jadwal bertemu dengan rekan bisnisnya di Jakarta sekira pukul 11.00 WIB, tertunda.
“Gimana gak rugi mbak, kesempatan Saya bertemu dengan rekan bisnis Saya jadi hilang,” kata salah seorang pengusaha yang mengaku ingin bertemu rekan bisnisnya di Jakarta.
Kepala Unit Pelayanan Operasi Bandara STS Jambi Rolan Simanjuntak mengaku aktivitas di Bandara STS Jambi sempat terganggu.
“Pagi tadi (kemarin,red) sempat terganggu. Garuda gagal landing,” akunya.
Nurangesti Widyastuti, Kepala BMKG STS Jambi mengatakan, sejak malam hingga pagi asap sudah terlihat. Pukul 07.00 WIB jarak pandang hanya 1000 meter. Pukul 08.00 WIB jarak pandang 1.200 meter. “Jika jarak pandang di bawah 2 ribu meter pesawat tidak bisa landing,” katanya.
Jarak pandang kembali normal pada pukul 09.00 Wib yakni 3.500 meter. Pukul 10.00 WIB jarak pandang sudah mencapai 9 ribu meter. Diakuinya, 73 titik api yang terpantau itu terdapat di 3 Kabupaten. Yakni Kabupaten Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat dan Muarojambi.
Dia mengaku tak menutup kemungkinan gangguan penerbangan akibat kabut asap kembali terjadi. Karena musim kemarau diprediksi akan terjadi hingga September. “Kabut asap juga menghambat perjalanan di laut,” ujarnya.
Pantauan WARSI, kebakaran lahan gambut semakin menjadi-jadi. Kemarin terjadi di lahan gambut yang ada di Tanjungjabung Barat dan Timur. Kebakaran terjadi di perkebunan sawit PT Kaswari Unggul Kecamatan Dendang Tanjungjabung Timur. Menurut penuturan masyarakat setempat kebakaran yang terjadi sudah meliputi blok perkebunan 5 blok, diperkirakan mencapai 200 ha.
Sebelumnya kebakaran juga terjadi di perkebunan sawit milik PT ATGA dan sejumlah tempat lainnya di lahan gambut yang menghasilkan kabut asap yang cukup pekat dan mengganggu aktivitas masyarakat. Pantauan titik api dari Citra Satelit Terra and Agua NASA 48 jam terakhir juga terjadi kebakaran lahan gambut yang dikelola Perusahaan Hutan Tanaman, diantaranya PT Dyera Hutani Lestari dan PT Wira Karya Sakti.
“Kebakaran gambut menjadi persoalan berulang yang terjadi di Jambi,” kata Kurniawan, Asisten Koordinator Komunitas Konservasi Indonesia WARSI. Kondisi kebakaran 2015 ini cukup mengkhawatirkan. Kemarau panjang dan elnino yang terjadi akan semakin memperparah kondisi kebakaran lahan dan hutan yang ada di Jambi.
“Untuk kondisi ini, harus segera dilakukan penanggulangan kebakaran, pelibatan para pihak terutama tanggung jawab perusahaan terhadap areal kelolanya dari jilatan api harusnya bisa ditagih pemerintah selaku pemberi izin perusahaan,” kata Kurniawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: