>

Menkeu Bantah Lemahkan Rupiah

Menkeu Bantah Lemahkan Rupiah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mengeluarkan berbagai jurus untuk menjaga nilai tukar rupiah. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI Juda Agung mengungkapkan, otoritas moneter setidaknya telah menerapkan tiga kebijakan dalam menjaga pergerakan nilai tukar rupiah sehingga kembali ke jalur fundamental. \"Dalam jangka pendek, fokus kebijakan Bank Indonesia adalah mengoptimalkan operasi moneter, baik di pasar uang rupiah maupun pasar valas,\" ujarnya di Jakarta kemarin.

 Juda menyatakan, BI menempuh langkah-langkah tersebut dengan tiga strategi. Yaitu, memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah di pasar uang, memperkuat pengelolaan supply and demand valas, serta memperkuat kecukupan cadangan devisa.

 Secara operasional, tiga strategi tersebut dilakukan melalui tujuh cara. Pertama, intervensi di pasar valas untuk mengendalikan volatilitas nilai tukar rupiah. Kedua, melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder dengan tetap memperhatikan dampaknya pada ketersediaan SBN bagi inflow dan likuiditas pasar uang.

 Ketiga, memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah melalui operasi pasar terbuka (OPT) guna mengalihkan likuiditas harian ke tenor yang lebih panjang. \"Upaya ini dilakukan dengan tiga langkah, yakni mengubah mekanisme lelang reverse repo (RR) SBN dari variable rate tender menjadi fixed rate tender, menyesuaikan pricing RR SBN, dan memperpanjang tenor dengan menerbitkan RR SBN tiga bulan,\" katanya.

 Selain itu, mengubah mekanisme lelang Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dari variable rate tender menjadi fixed rate tender dan menyesuaikan pricing SDBI serta menerbitkan SDBI tenor enam bulan. Juga menerbitkan kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 bulan dan 12 bulan dengan mekanisme lelang fixed rate tender dan menyesuaikan pricing.

 Keempat, menyesuaikan frekuensi lelang foreign exchange (FX) swap dari dua kali seminggu menjadi sekali seminggu. Kelima, mengubah mekanisme lelang term deposit (TD) valas dari variable rate tender menjadi fixed rate tender, menyesuaikan pricing, dan memperpanjang tenor sampai dengan tiga bulan.

 Keenam, menurunkan batas pembelian valas dengan pembuktian dokumen underlying yang berlaku saat ini USD 100 ribu menjadi USD 25 ribu per nasabah per bulan dan mewajibkan penggunaan NPWP. Ketujuh, melakukan koordinasi dengan pemerintah dan bank sentral lainnya untuk memperkuat cadangan devisa.

 Menkeu Bambang Brodjonegoro mengakui, saat ini tengah terjadi currency war atau perang mata uang. Hal tersebut ditandai dengan pelemahan nilai tukar yuan dan mata uang Vietnam, yakni dong. Menurut dia, currency war tersebut berdampak kurang baik bagi nilai tukar rupiah. \"Sebab, ini artinya rupiah jadi susah untuk menguat karena yang lain (mata uang) melemah,\" papar dia saat ditemui di gedung DPR kemarin.

 Mantan Wamenkeu tersebut melanjutkan, dengan kondisi tersebut, rupiah tidak perlu diperkuat karena hal itu juga tidak baik. Jika rupiah menguat terhadap seluruh mata uang, daya saing bakal terganggu. Namun, Bambang membantah tegas bahwa pemerintah disebut sengaja melemahkan nilai tukar rupiah. Bahkan, dia menekankan dengan nada tinggi bahwa pemerintah tidak akan melakukan hal itu. \"Saya tidak suka omongan seperti itu (pemerintah melemahkan mata uang). Tidak ada yang sengaja (melemahkan rupiah). Ini kita ikuti mekanisme ya. Saya tidak suka omongan kayak gitu,\" katanya dengan ketus.

 Bambang menuturkan, saat ini depresiasi nilai tukar rupiah terhadap USD (dolar Amerika Serikat) sudah mengkhawatirkan. Bahkan, kurs rupiah berada di bawah harga pasar atau undervalue.

 Menyoal penyebab depresiasi rupiah, Bambang menuturkan, hal itu tidak disebabkan isu fundamental dalam negeri, melainkan akibat devaluasi yuan. \"Ini benar-benar global karena keseimbangan terganggu gara-gara Tiongkok devaluasi,\" imbuhnya.

(jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: