Mahasiswa IAIN Lulusan Terbaik
Selalu Ngajar Ngaji Anak Tetangga Sekitar Kos
Tak ada kiat khusus yang dilakukan Syahrudin selama kuliah di IAIN STS Jambi. IPK-nya tetap 4.00. Yang penting baginya ialah pintar dalam membagi waktu. Dia ingin melanjutkan kuliahnya di Turki Jurusan Tafsir Hadist.
SUGIARTI-MIFTAHURRAHMAN
SENYUM sumringah terpancarkan di wajah Syahrudin ketika namanya disebut mahasiswa lulusan terbaik dengan IPK 4.00. Dia juga disematkan sebagai mahasiswa Summa Cum Laude. Gelar itu disematkan karena memperoleh nilai tertinggi diantara Fakultas lainnya.
Dia mahasiswa Ushuludin Jurusan Tafsir Hadist. Meski meraih IPK tertinggi, ia tak pernah merasa tinggi hati di hadapan teman-temannya yang lain. Syahrudin tetaplah Syahrudin yang dulu berjuang bersama di awal bangku perkuliahan.
Pria kelahiran 24 tahun silam ini sebelum kuliah lebih banyak menghabiskan waktunya di Pondok Pesantren. Sesuatu yang membanggakan, sejak menginjak semester pertama hingga akhir ia selalu memperoleh Indeks Pretasi Kumulatif IPK 4.00. Saat Sidang Munaqasah ia mendapat predikat Cum Laude. Suatu prestasi yang membanggakan baginya dan orang tua.
Selain kuliah dia juga disibukkan dengan kegiatan lainnya. Dia mengajar di salah satu yayasan yang ada di Kota Jambi. Dia juga mengajar mengaji di sekitas kosnya atau dirumah warga jika ada panggilan khusus.
Anak dari 8 bersaudara ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin selama satu tahun.
Jabatan itu lepas karena dia sudah melaksanakan Sidang Munaqasah. Berbagai pengalaman organisasi yang telah dijalaninya. Wajar saja segudang ilmu yang ia punya. Ia juga memiliki segudang harapan dan impian untuk mencapai titik keberhasilan dalam hidup.
Namun tak semudah yang dibayangkan. Harus memiliki komitmen dan kerja keras.
Dia juga pernah dipercaya menjadi peserta pertukaran pelajar ke Negeri Sakura, Jepang. “Selama kuliah Saya berangkat ke Jepang dalam pertukaran pelajar Indonesia mewakili Provinsi Jambi,” akunya. Tentu tak mudah terpilih dalam pertukaran pelajar yang mewakili Provinsi Jambi itu. Dia memang memiliki motivasi yang kuat.
“Kuncinya lunak dengan diri sendiri,” ujarnya.
Selama kuliah, selain mendapat biaya kuliah dari orang tua, ia juga mendapat beasiswa dari Diknas 3 kali berturut-turut.
Pria yang memiliki hobi membaca ini mengatakan, tak ada kiat khusus yang ia lakukan sehingga meraih IPK IPK 4.00. Yang terpenting belajar nyantai dan fokus. Kemudian berkorban waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif.
“Bergaul dengan yang lain itu yang paling penting,” katanya. Dia ingin melanjutkan pendidikan S2 di Turki dan tetap mengambil jurusan Tafsir Hadist. Dia juga berpesan kepada adik-adik yang masih kuliah agar bisa membagi waktu selama kuliah. Apalagi mahasiswa yang mengikuti organisasi. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: