Pertamina Siap Turunkan Harga BBM
JAKARTA - Isu panas seputar rencana penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, mulai menemui titik terang setelah Pertamina memberikan sinyal siap menurunkan harga BBM.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina terus melakukan efisiensi di berbagai lini, mulai dari pengadaan crude atau minyak mentah, sistem pengolahan di kilang, hingga rantai distribusi. Lalu, apakah efisiensi itu membuka ruang untuk penurunan harga premium dan solar? \"Iya, kalau kita lakukan efisiensi, hasilnya kita deliver (teruskan, Red) ke harga agar bisa dinikmati masyarakat,\" ujarnya usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden tadi malam (5/10).
Dalam rapat kabinet yang berlangsung sekitar 2,5 jam mulai pukul 19.00 hingga 21.30 tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang meminta kepada Pertamina untuk melakukan efisiensi guna membuka kemungkinan penurunan harga BBM. Namun, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, presiden menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Pertamina, apakah harga BBM bisa turun atau tetap. \"Keputusannya akan disampaikan Kamis nanti, bersama paket kebijakan lainnya,\" katanya.
Karena itu, bola panas memang ada di Pertamina. Dwi Soetjipto pun mengakui, dengan harga saat ini saja, Pertamina harus menanggung rugi hingga Rp 15 triliun dari penjualan premium. Namun, sebagai korporasi, Pertamina tetap bisa meraup keuntungan dari penjualan produk-produk lain.
Sehingga, seolah ingin meyakinkan publik bahwa Pertamina tidak akan bangkrut jika menurunkan harga BBM, Dwi menyebut jika sepanjang periode Januari - Agustus 2015, Pertamina masih bisa membukukan total laba USD 840 juta atau sekitar Rp 11 -12 triliun. \"Jadi secara keseluruhan, kami masih untung,\" ucapnya.
Mantan direktur utama PT Semen Gresik itu pun meyakinkan jika penurunan harga BBM tidak akan serta merta menggerus laba Pertamina. Sebab, penurunan harga didapat dari efisiensi biaya produksi. \"Efisiensinya bukan saat ini saja, tapi juga efisiensi-efisiensi ke depan seperti apa,\" ujarnya.
Lalu, apakah keputusan seputar harga BBM akan dimasukkan dalam paket kebijakan ekonomi jilid 3 yang akan diumumkan Kamis nanti? Dwi Soetjipto mengatakan jika memang pemerintah melihat kebijakan itu masuk kategori yang berdampak jangka pendek, maka bisa saja diumumkan. \"Nanti dilihat,\" katanya sambil tersenyum.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui, keputusan perihal harga BBM sebenarnya sudah final, sehingga tidak ada lagi tarik ulur. Dia menyebut, pembahasan yang masih alot justru terjadi dalam penentuan formula kenaikan upah tenaga kerja. \"Kalau soal itu (BBM, Red) tidak perlu dibahas lagi. Yang masih perlu dibahas itu soal upah minimum,\" ucapnya.
Menurut Darmin, presiden sudah mengantongi poin-poin paket kebijakan ekonomi jilid 3. Yang masih dimatangkan dalam dua hari ke depan adalah penetapan prioritas. Sebab, pemerintah tidak ingin mengumumkan banyak kebijakan sekaligus karena justru dinilai tidak akan fokus. \"Jadi mungkin nanti diumumkan tiga (kebijakan) saja sudah cukup,\" ujarnya. Apakah penurunan harga BBM masuk prioritas? \"Saya belum mau bilang mana saja prioritasnya,\" imbuhnya lantas tertawa.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Andi Noorsaman Sommeng usai rapat di Kemenko Perekonomian menyebut kemunkinan diturunkan cukup besar. Namun, dia enggan menyebut berapa kisarannya karena itu masuk wilayah Ditjen Migas Kementerian ESDM. ‘’Pasti. Kalau harga turun, ya diturunin,’’ ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: