>

Rupiah Pimpin Penguatan Nilai Tukar

Rupiah Pimpin Penguatan Nilai Tukar

Meski demikian, lanjut David, penguatan tajam rupiah saat ini juga memicu kekhawatiran, khususnya di sektor riil. Dia menyebut, memang banyak pelaku usaha yang senang dengan penguatan rupiah. Namun, ketika penguatannya terlalu tajam, bakal menyulitkan pelaku usaha dalam membuat proyeksi bisnis. ‘’Kalau melemahnya tajam, lalu menguatnya tajam, pelaku usaha pasti bingung (membuat perencanaan bisnis),’’ ucapnya.

Sementara itu, dari pasar modal, bursa saham Indonesia menghijau di sepanjang pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melompat sebesar 9,07 persen dan indeks LQ45 melesat 12,50 persen pada pekan ini seiring aksi beli investor asing.

Kenaikan secara kumulatif itu diraih setelah pada perdagangan akhir pekan kemarin IHSG ditutup menguat 97,911 poin (2,180 persen) ke level 4.589,344. Selanjutnya, indeks 45 saham unggulan atau LQ45 ditutup menguat 20,40 poin (2,65 persen) ke level 788,95. Secara year to date sejak awal tahun sampai dengan kemarin IHSG masih minus 12,20 persen, jauh berkurang dibandingkan pekan sebelumnya.

Konsistensi aksi beli investor asing sepanjang pekan ini diakhiri dengan pembelian bersih sebesar Rp 177,6 miliar pada penutupan perdagangan kemarin. Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan pembelian total sebesar Rp 14,487 triliun dan aksi jual sebesar Rp 12,224 triliun.  Dengan demikian terjadi pembelian bersih oleh investor asing sebesar Rp 2,263 triliun.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Alpino Kianjaya melihat optimisme investor meningkat setelah pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan dan memandang positif masa depan perekonomian Indonesia secara umum.

‘’Investor asing masuk terus beberapa hari ini. investor mungkin sudah merasa sekarang waktunya masuk karena harga saham juga sudah banyak terdiskon,’’ ujarnya di gedung BEI, kemarin.

Kembali masuknya investor asing diimbangi dengan aktivitas investor lokal membuat rata-rata nilai perdagangan saham meningkat. Pada perdagangan kemarin saja nilainya mencapai Rp 8,062 triliun. Jika kondisi ini bertahan sampai akhir tahun maka target rata-rata nilai transaksi secara harian oleh BEI sebesar Rp 6 triliun bisa tercapai.

Alpino meminta pelaku pasar tetap optimistis menatap ke masa depan. Kalaupun kemudian terjadi penurunan, kata dia, wajar saja dalam setiap transaksi karena tidak mungkin akan selalu menguat. ‘’Fluktuasi pasar modal itu biasa dan wajar. Jangka panjang sih trennya masih meningkat. Kalau short term kita tidak tahu,’’ katanya.

(dee/gen/owi/sof)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: