Kunjungan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Negeri Tirai Bambu (2) Tak Ada Orang China di SCIS, Guru SD

Kunjungan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Negeri Tirai Bambu (2)  Tak Ada Orang China di SCIS, Guru SD

Suasana dingin di Kota Shanghai tidak menyurutkan niat 10 Guru Favorit Jambi Ekspres untuk melanjutkan petualangannya di Negeri Tirai Bambu. Seperti hari pertama, hari kedua ini, jaket tebal menjadi teman akrab yang tak terpisahkan. Perjalanan hari kedua pun mulai.

PERLAHAN, bus yang membawa kami menyibak keramaian Kota Shanghai. Kira-kira pukul 08.30 waktu kendaraan yang kami tumpangi merayap pelan di ruas jalan utama.

Menariknya, meski macet, namun tidak terdengar kebisingan suara klakson mobil layaknya di Indonesia.  Semua pengendara tertib dan sabar, meski sama-sama diburu-buru waktu.

Sesuai jadwal, hari ini (kemarin, red) rombongan guru favorit mengunjungi salah satu sekolah internasional di Kota Shanghai, Shanghai Community International School yang beralamat di Puxi Distrct 1161 Hongqiao Road at Shanghai. 

Dari tempat kami menginap, dibutuhkan lebih kurang 1 jam untuk menuju sekolah tersebut.\"Kalau nggak macet parah,  satu jam kita sampai di sana,\" ujar Mrs Zhu-Zhu travel guide yang mendampingi kami selama di Kota Shanghai dengan Bahasa Indonesianya yang begitu fasih dan lancar.

Di sepanjang perjalanan seraya disuguhkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit, Zhuzhu menjelaskan tentang Kota Shanghai. Disampaikannya, luas Kota Shanghai 6431 meter persegi dan jumlah penduduknya 24 Juta. \"Ini luasnya termasuk kecil dibandingkan ‎kota-kota lain di China. Di Shanghai ini, kalau masyarakatnya mau membeli rumah harus antre dulu,\" terangnya.

Sedangkan rumah para pejabat pemerintahan di Shanghai, masyarakat setempat tidak tahu di mana posisinya. \"Ini untuk melindungi para pejabat, demi keamanan mereka\" tuturnya.

‎Sesampai di SCIS, disambut oleh Jason sebagai salah satu staf yang juga lulusan SCIS dan Carin yang berasal dari Indonesia, beberapa siswa lainnya serta pihak SCIS.  Kemudian dibawa keliling untuk sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA itu.

\"‎Di SCIS, siswanya mulai jam 08.00 sampai 15.00. Jumlah pelajar satu kelas 15-20 paling banyak,\" katanya. 

Menurut Jason, 60 negara di dunia mengirim sisw‎anya ke SCIS, cuma tidak ada satu pun orang Cina yang bersekolah di tempat ini. Kurikulum yang digunakan kurikulum internasional akreditasi Amerika. Bagi orang lokal yang mau belajar di tempat ini, harus menggunakan pasport.

\"Siswanya belajar dari hari Senin sampai Jumat, dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan 15.00 waktu Shanghai,\" tuturnya.

Tenaga pengajar di sini, untuk tingkat SD saja banyak yang sudah S3. Mereka dikontrak per dua tahun. Jika prestasinya bagus, kontraknya akan diperpanjang. \"Bagi yang tidak bagus, kontraknya diputus, guru-gurunya berasal dari seluruh negara di dunia,\" imbuhnya.

Menariknya, kata Jason yang juga alumni S1 di Kanada itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di CSIS ini dilakukan evaluasi secara kontinyu terhadap proses pembelajaran di kelas. Bahkan, kepala sekolah di tiap divisi secara rutin melakukan evaluasi langsung proses pembelajaran di kelas.

\"Para guru di tiap kelas melakukan evaluasi 4 kali seminggu. Mereka membahas apa saja kekurangan dari proses pembelajaran tersebut. Setelah itu, dilakukan evaluasi dengan kepala sekolah per 2 hari dalam seminggu,\" Kata Jason.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: