>

Irman Segera Panggil Plt Dirut RSUD

Irman Segera Panggil Plt Dirut RSUD

Dinkes Kewalahan Awasi RS

JAMBI – Penjabat Gubernur Jambi Irman akan memanggil Plt Dirut RSUD Raden Mattaher. Irman akan mempertanyakan terkait makan minum atau supply gizi pasien yang bermasalah. “Kita akan bicarakan dengan Dirut. Apa masalahnya bisa terjadi seperti itu. Kita cari soluasinya,” jelasnya saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Pemanggilan dilakukan agar tak lagi terjadi permasalahan itu. Apalagi masalah makan minum pasien. “Saya belum dapat informasi,” tegasnya. Apakah akan memberikan sanksi kepada rekanan ? Irman tidak mau berkomentar lebih jauh. Dia hanya menyebut akan melihat kontrak yang disepakati antara pihak rumah sakit dan pihak ketiga.

“Kalau bicara sanksi, kita lihat dulu kontrak awalnya. Biasanya sudah ada kesepakatan dalam kontrak itu, apa hak dan kewajibannya,” tegasnya. Jika ada kewajiban yang sudah disepakati namun dilanggar, Irman menegaskan bahwa pihak rekanan akan mendapatkan sanksi. Dia meminta pihak rumah sakit untuk mencermati hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak ke tiga.

“Bisa langsung melalui Sekda bertemu dengan pihak rumah sakit, bagaimana perjanjiannya,” katanya. “Pak Sekda bisa cek apa yang tidak dipenuhi itu,” pintanya.

Sebelumnya, pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi mengeluhkan layanan makan-minum atau suplay gizi yang diberikan pihak RS setiap harinya. 

 Medes salah seorang pasien pengguna BPJS Kelas Rawat II (dua) ditemui sejumlah awak media di RSUD Raden Mattaher (12/10) kemarin mengeluhkan layanan makan-minum untuk pemenuhan gizi pasien. Menurutnya, makanan yang diberikan tidak sesuai dengan harga anggaran yang ditetapkan.

“Makan minum ini kan untuk membantu perbaikan gizi pasien, kita diberikan makanan biasa dan itu pun terlambat dari jadwal baru diberikan,” tegasnya.   

Beberapa hari lalu, pasien juga diberikan rebus kisik (oyong) dan ayam. “Potongan ayam itu hanya sayap,” kata Medes. Tak hanya masalah makan minum, layanan untuk pasien BPJS juga tak maksimal. Bahkan perjuangan dirinya untuk masuk ke ruang Kelas II Rawat Inap RSUD RM tidak mudah. Ia harus adu mulut dengan perawat sebelum diberikan ruangan di Kelas II itu. Pihak RS beralasan ruangan Kelas II rawat inap penuh.

“Mereka bilang ruang rawat inap Kelas II penuh. Padahal itu tidak benar, silahkan lihat disamping ruangan Saya ini. Ruangan itu kosong,” akunya. Dia juga membantah statemen pihak RS yang mengatakan bahwa ruang rawat inap Kelas II RS flat merah itu penuh.

“Bukan penuh, tetapi belum siap untuk ditempati pasien. Kalau bayangan kita, ruang kelas II itu kan bagus, sejuk dan rapi, tapi bisa kalian lihat, AC nya saja tidak hidup, belum lagi Shower kamar mandinya yang tidak berfungsi. Jadi bukan penuh, tapi perlengkapannya yang belum siap.  Asal tau saja, ruangan ini dipaksakan untuk dihuni, padahal belum siap,” katanya.

Bahkan dirinya terpaksa memperbaiki AC sendiri. “Saya panggil sendiri teknisinya untuk memperbaiki, pakai uang pribadi Saya,” ujar Medes yang sudah 10 hari dirawat di RSUD RM.   

Di sisi lain, - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi mengaku kewalahan mengawasi standarisasi Rumah Sakit (RS) yang ada di Provinsi Jambi. Kasi Pelayanan Perorangan Dinkesprov, Khalid, mengatakan, kesulitan itu terletak pada Jumlah orang yang membidangi pengawasan khusus di Kabupaten Kota.

 “Pada Kabupaten kota itu yang bertugas di Dinkes hanya satu orang. Tentu kewalahan dan wajar kalau Rumah Sakit yang ada di Kabupaten banyak yang belum memenuhi standar, seperti dari segi pelayanan, SDM, maupun pembuangan limbahnya “ kata Khalid, saat di konfirmasi Jambi Ekspres, Jumat (15/10), kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: