Mendampingi Kunjungan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Negeri Tirai Bambu (6)

Mendampingi Kunjungan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Negeri Tirai Bambu (6)

Miliki 9.999 Kamar, Didiami 1000 Lebih Selir Kaisar

SELAIN mengunjungi sekolah-sekolah ternama di Negeri Tirai Bambu, rombongan guru favorit Jambi Ekspres juga melakukan wisata edukasi ke beberapa tempat bersejarah di Beijing seperti Forbidden City dan Great Wall. Berikut ulasannya

‎TEPAT pukul 07.45 waktu Beijing, kami bertolak dari Xingzheju Hotel menggunakan bus untuk pergi ke Porbidden City atau Kota Terlarang. Selama perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 40 menit, kami disuguhkan dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit.

Jalannya lumayan lancar karena hari ini hari minggu dan kami keluarnya juga lebih pagi. Kalau sekitar jam 9.30 penduduk Beijing sudah keluar rumah maka jalanan kota bisa macet.

\"Beijing ini jumlah penduduknya ada 22 juta. Untuk mencegah kemacetan, pemerintah membuat aturan dalam seminggu mobil satu hari tidak boleh keluar rumah, ini untuk mengurangi macet. Itu pun tetap macet juga,\" tuturnya.‎

Setelah bus yang membawa kami berhenti, untuk masuk ke Porbidden City kami harus kaki setidaknya 1 KM untuk sampai ke gerbang masuk.

Steven, guide lokal yang mendampingi kami menjelaskan tempat bersejarah ini dibangun pada tahun 1406 lalu. Luasnya mencapai 72 hektar yang di dalamnya terdapat 9.999 kamar. \"Pembangunannya memakan waktu sekitar 14 tahun, jumlah pekerjanya sekitar 1 juta orang\" tuturnya.

Porbidden City ini pengamanannya cukup ketat, sehingga untuk masuk ‎semua pengunjung diperiksa satu per satu. \"Kita di sini hanya melihat kamar kaisar saja, tetapi isinya dan barang-barang antiknya sudah dipindahkan ke museum‎,\" terangnya.

Pada zaman kekaisaran dahulu, tempat ini dijadikan kaisar untuk menyimpan selir-selirnya. Pria tidak boleh masuk agar selirnya yang berjumlah 1000 lebih tidak berselingkuh.

\"Porbidden City ini ‎di bangun di zaman Dinasti Ming, Kaisar Yungla,\" tuturnya.

‎Di sini tampak ribuan turis dari berbagai negara, menurut Steven saat ini sehari dibatasi 80 ribu orang pengunjung masuk di sana. \"Di sini kita jangan berpencar, kalau terpisah dari rombongan susah nyarinya, karena pengunjung banyak sekali,\" imbau Steven.

Kami dibawa masuk oleh guide lewat ‎pintu gerbang harmonis, setelah puas berkeliling kami selanjutnya keluar ‎untuk melanjutkan perjalan ke tempat wisata edukasinya lainnya.

Tepat pukul 10.00 waktu Beijing, kami melanjutkan perjalanan ke pabrik giok terbesar di China. Di perjalanan, tampat sebuah Masjid yang terdapat diantara gedung-gedung tinggi.

\"Di Beijing ini ada sekitar 5 Masjid yang besar, kalau yang kecil lebih dari 10 Masjid. Di sini bangunan Masjid tidak boleh lebih tinggi dari bangunan milik Kaisar. Masjid boleh di bangun setelah zaman demokrasi, penduduk boleh memeluk agama sesuai dengan keyakinannya,\" tutur Steven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: