>

Langit Jambi Ditutupi Debu

Langit Jambi Ditutupi Debu

Pencabulan Terus Terjadi, Asap Menjadi-jadi

JAMBI – Akhlak warga Jambi makin memprihatinkan. Kasus pencabulan di daerah yang beradegium adat bersendi sara’, sara’ bersendi kitabullah ini terus terjadi. Pelakunya melibatkan orang biasa hingga orang terdidik.

Contohnya kejadian tanggal 20 Agustus 2015 di Desa Rejo Sari, Kecamatan Pamenang. Pencabulan saat itu dilakukan oleh guru SD, KN (57) kepada muridnya MPN (8) dengan menusuk kemaluan korban.

Kejadian yang sama terulang di kabupaten Tanjabar. Dimana seorang ayah yang harusnya menyayangi putrinya, malah mencabuli. Pelakunya adalah Musa bin Matrawi (55) mencabuli anak tirinya, SR (16).  Dan baru-baru ini muncul ke permukaan, tukang urut mencabuli gadis, LS berusia 17 tahun di Desa Awin Jaya Muarojambi.

Di jajaran Polres Sarolangun ternyata kasus pencabulan yang ditangani kebanyakan korban adalah anak dibawah umur. Sedangkan para pelaku pencabulan adalah orang dewasa.  Data yang berhasil diperoleh Jambi Ekspres, di Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sarolangun, pada tahun 2014 kasus pencabulan yang ditangani Polres sebanyak 9 kasus dan baru 6 kasus pada tahun 2015.
Kapolres Sarolangun, AKBP Budiman Bonstang Panjaitan mengatakan jumlah kasus pencabulan yang ditangani oleh Polres mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. \"Dari bulan Januari sampai dengan September baru enam kasus yang kita tangani,\" kata Kapolres Sarolangun, AKBP Budiman Bonstang Panjaitan
Kapolres Sarolangun menambahkan bahwa dari 6 kasus yang ditangani pada tahun 2015, ada 2 (Dua) kasus sudah P21, satu masih dalam sidik, satu kasus proses persidangan sudah selesai, sedangkan dua kasus lagi para pelaku masih dalam pengejaran.
\"Kasus Iskandar Cengkong sudah kita limpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Sarolangun, sedangkan untuk kasus pencabulan dengan pelaku seorang PNS masih dalam penyidikan,\"tandasnya.

Di Tanjabtim sendiri menurut, Kapolres Tanjabtim, AKBP Bambang Heri Sukmajadi melalui Kasubag Humas, AKP Rodin Manalu  sejak awal tahun 2015 hingga September, pihaknya menangani 6 kasus pencabulan.
\"Dari 6 kasus ini 3 kasus sudah tahap 2, 1 kasus di SP 3 atas ppengaduan melarikan anak di bawah umur, satu kasus masih melengkapi P19, satu kasus tidak cukup bukti dan 1 kasus masih dalam tahap 1,\" jelasnya.
Sebagian besar kasus cabul yang terjadi dilakukan oleh orang dewasa. Dan yang menjadi korbannya adalah anak-anak usia di bawah 18 tahun.
\"Semua kasus cabul kami berusaha tuntaskan, walaupun ada beberapa kasus yang di SP3 karena tidak cukup bukti,\" bebernya.
Di Tanjabar sendiri, dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, tercatat ada dua kasus cabul. Kasubbag Humas Polres Tanjungjabung Barat, AKP Hotmaida mengatakan, kedua kasus tersebut telah terjadi di kecamatan yang berbeda.
\"Seperti LP/07-B/IV/2015/JBI/TJB BRT/Sek Pengabuan tanggal 30 april 2015 dan LP/B-26/VI/2015/JBI/RES TJB BRT/Sektor Tungkal Ulu tanggal 28 juni 2015, itu kasus pencabulan yang terjadi di wilayah hukum kita,\" ujarnya.

Seiring dengan terus terjadinya kasus pencabulan ini, asap di Jambi juga menjadi-jadi. Bahkan kemarin, langit Jambi di tutupi asap berdebu. Anak-anak Sekolah terpaksa dipulangkan lebih cepat dari sebelumnya. Karena memang kondisi yang sangat buruk untuk melakukan aktivitas diluar rumah. Bahkan beberapa sekolah yang hendak melaksanakan mid semester terpaksa dibatalkan.

Indah Okta, salah satu sisiwi di SPM Al-Azhar, mengaku, jadwal mid smester yang direncanakan pada rabu (21/10), terpaksa dibatalkan karena kondisi kabut asap yang sangat pekat.”dipulangkan lebih ceat, karena asap parah nian,” Katanya

Pantuan dilapangan terlihat para pelajar mulai dari tataran Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dipulangkan pada pukul 09.00 wib, hal tersebut dilakukan karena kondisi Ispu pada pagi hari sudah mencapai angka 407 sehingga intruksi dari pemerintah Kota Jambi melalui Kepala sekolah masing-masing untuk memulangkan pelajar lebih awal.

Hal ini dikatakan Kepala Sekolah SMP 8 Kota Jambi, Nurhadi, memulangkan para pelajar lebih awal ini akibat dari kondisi asap pada hari ini (kemarin, red) sangat pekat. ”Intruksi dari pemerimtah Kota Jambi melalui Dinas Pendidikan untuk memulangkan para pelajar lebih awal,” ungkapnya.

Dosen Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, Dr Hermanto Harun mengatakan, ada korelasi antara kemaksiatan yang dilakukan manusia dengan bencana asap yang kini terjadi.  Mengutip surat Addukhan ayat 7 sampai 10 disebutkan tuhanlah yang memelihara langit dan bumi serta apa saja yang ada di dalamnya. Ditegaskannya bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Dia yang menghidup dan mematikan. Tetapi manusia ada yang bermain-main dalam keraguan. Dan diayat 10-nya disebutkan, maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.

‘’Ini adalah sudah merupakan azab,’’ ungkap Hermanto Harun.

Dan manusia seharusnya bertaubat kepada Allah SWT. Dan tidak lagi mengerjakan kemaksiatan dan kembali ke jalan Allah SWT.

Imam Syafei selaku Satuan Tugas Penerangan, Penanggulangan Bencana Kabut Asap Provinsi Jambi mengatakan, ini terjadi karena arah angin bergerak dari tenggara. Sehinggga asap yang berasal kalimantan dan Palembang mengarah ke Jambi dan Riau hingga Malaysia.”selain itu, saat ini kan sedang dilakukan penyiraman, tentu asapnya menjadi naik. kalau kondisi Hot Spot kita saat ini, sudah bisa di katakan tidak ada lagi,” Katanya kemarin (21/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: