PAD Sektor BBI Terancam Tak Tercapai
MUARABULIAN – Dampak kemarau tahun ini salah satunya terjadi di Balai Benih Ikan (BBI)di Desa Simpang Karmeo kecamatan Bathin XXIV yang dikelola Pemkab Batanghari dilanda kekeringan. Akibat kemarau panjang tahun ini, puluhan ribu benih ikan Nila mati. Hal ini disebabkan karena kurangnya debit air yang mengalir ke kolam pembibitan ikan. Meskipun ada sedikit air yang mengalir kekolam pembibitan, namun air yang mengalir tersebut tidak berkualitas.
Hal tersebut membuat Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Balai Benih Ikan (BBI) yang ditargetkan Rp 92 juta setahun oleh pemerintah Kabupaten Batanghari terancam tidak tercapai. Akibat kemarau panjang tahun ini hingga Agustus kemarin baru terealisasi Rp 48 juta atau baru mencapai 53 persen.
Data yang diperoleh menyebutkan, jumlah kolam ikan yang berada di BBI sekitar 34 kolam. Puluhan ribu benih ikan mati sejak bulan September hingga sekarang. Benih ikan yang mati tersebut yakni, benih ukuran 1 inci sekitar 40.000 ekor ikan mati dan benih ukuran 1,5 inci kurang lebih 15.000 yang mati.
Selain benih ikan, induk ikan untuk pembibitan juga banyak yang mati. Induk ikan paling banyak mati yakni induk ikan Nila. Data sementara menyebutkan, induk ikan nila betina yang mati akibat kualitas air yang tidak normal lebih kurang 791, induk ikan nila jantan yang mati 390 ekor. \"Sejak kemarau, air kering dari irigasi, meskipun ada air yang mengalir, namun kualitas air sangat kotor. Hal ini yang menyebabkan induk ikan dan benih ikan banyak yang mati,\" kata Hadramin Nida, Kadis Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batanghari.
Lebih lnjut dikatakan Hadra, untuk permintaan konsumen yang ingin membeli benih ikan selama kemarau meningkat drastis. Namun sayangnya, BBI tidak bisa produksi benih ikan lantaran kekeringan.
Stok yang ada saat ini banyak bermasalah, bahkan hasil pembibitan menurun karena banyak yang mati. Air yang dialirkan untuk 34 kolam ikan hanya dari irigasi sungai bagian hulu. “Saat ini aliran sungai irigasi itu terhambat, karena aliran menuju ke kolam sudah banyak yang kering,\"ungkap Hadramin Nida.
Lebih jauh dikatakannya, untuk mengatasi itu semua salah solusinya membangun Tandon (Penyimpangan Air). Pembangunan tersebut sudah diusulkan kepada Bupati. “Rencana tersebut sudah kami usulkan, mudah-mudahan pak Bupati menyetujui. Kalau dibangun sumur bor, sudah dipastikan airnya tidak bagus, karena banyak zat kimia yang keluar, hal ini bisa menyebabkan kesehatan ikan terganggu,” pungkasnya.
(adi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: