>

Indonesia - AS Kian Mesra

Indonesia - AS Kian Mesra

 Teken Kesepakatan Bisnis USD 20 Miliar

 JAKARTA - Kunjungan singkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS) membuat hubungan Indonesia dengan Negeri Paman Sam itu kian mesra. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia siap untuk terus meningkatkan kerjasama strategis dengan Amerika Serikat di bidang politik dan ekonomi. Predikat sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia, membuat Indonesia memiliki peran strategis dalam geopolitik internasional di tengah isu radikalisme dan terorisme.

\"Kami yakin Islam di Indonesia mampu berperan penting dalam menjaga demokrasi dan juga pluralisme, serta menentang radikalisme dan terorisme,\" ujarnya dalam keterangan pers bersama Presiden AS Barack Obama, di Gedung Putih, Washington DC, Senin (26/10) pukul 14.35 waktu setempat atau Selasa (27/10) pukul 01.35 dini hari WIB, sebagaimana dilansir oleh Sekretariat Kabinet kemarin (27/10).

selain isu politik, Jokowi juga banyak membahas isu ekonomi dalam pertemuan yang berlangsung 1 jam 10 menit itu. Dia menyebut, Indonesia sebagai negara terbesar di Asean dan masuk kelompok G20, memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Bahkan, Jokowi juga memberikan sinyal kesediaan Indonesia untuk bergabung dalam skema kerjasama perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP) yang dimotori AS. \"Ekonomi Indonesia terbuka untuk perdagangan dan investasi,\" katanya.

Sinyal masuknya Indonesia dalam TPP menjadi perhatian banyak media internasional. Sebab, selama ini Indonesia terus menolak ajakan AS meskipun beberapa negara Asean seperti Singapura dan Malaysia sudah menyatakan bergabung. Keberadaan TPP yang dimotori AS dan Jepang ini memang menjadi pembahasan  hangat di dunia internasional, karena dibumbui dengan isu bahwa TPP merupakan langkah AS untuk membendung meluasnya pengaruh Tiongkok di kawasan pasifik.

Mesranya hubungan Indonesia - AS juga tampak ketika Presiden Barack Obama menyebut Indonesia sebagai negara yang memiliki arti spesial. Sebab, Ayah tirinya adalah orang Indonesia dan dia sempat menghabiskan masa kecilnya di Indonesia saat tinggal di Menteng, Jakarta Pusat. Obama juga menyempatkan mengucap belasungkawa atas meninggalnya eyang Presiden Jokowi di Solo Sabtu lalu (24/10).

 

 

 

Kedekatan dengan Obama juga tampak ketika presiden kulit hitam pertama di AS itu mengajak Jokowi untuk berjalan di lorong sepanjang Rose Garden atau Kebun Mawar sampai masuk ke residence, tempat kediaman Presiden Obama. Setelah itu, dari kediaman Obama, Jokowi diajak lagi masuk ke lorong yang menghubungkan antara kediaman Obama ke Oval Office atau ruang kerja presiden. Selain itu,  Obama sendiri yang langsung mengantar Jokowi dan rombongan sampai ke depan pintu sebelum masuk ke mobil.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, perlakuan mengajak pemimpin negara lain mengunjungi kediaman Presiden AS tersebut sangat istimewa, sebab tidak pernah dilakukan sebelumnya terhadap pemimpin negara lainnya. \"Ini menunjukkan kedekatan Presiden Obama dengan Indonesia,\" ujarnya.

Saat berkunjung ke Gedung Putih itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang PMK Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri ESDM Sudirman Said, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Duta Besar LBPP RI untuk AS Budi Bowoleksono, dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani.

Dalam kunjungan yang dipersingkat karena Jokowi harus segera kembali ke Indonesia untuk memimpin upaya penanganan kebakaran hutan itu, Jokowi juga hadir di Kantor US Chamber of Commerce (Kamar Dagang AS) untuk menyaksikan kesepakatan bisnis para pengusaha Indonesia dan Amerika Serikat.

Dalam acara yang dihadiri sekitar 250 pengusaha dari AS dan Indonesia tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan jika dalam pertemuan itu dicapai kesepakatan kerjasama atau deal bisnis senilai USD 20,075 miliar atau sekitar Rp Rp 270 triliun. \"Ini terdiri dari perjanjian jual beli maupun investasi,\" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: