>

Ratusan Perusahaan Tak Peduli Asap

Ratusan Perusahaan Tak Peduli Asap

Terjangkit ISPA, SAD Keluar Rimba

1200 Pasukan Siaga Amankan Kunjungan  Jokowi

  JAMBI – Ratusan perusahaan di Jambi dituding tak peduli dengan bencana asap yang menimpa daerah di provinsi Jambi. Termasuk di kabupaten Muarojambi. Hal ini diakui oleh Bupati Muarojambi, H Burnuddin Mahir kemarin.

‘’226 Perusahaan di Muarojambi tak peduli asap,’’ ucapnya.  
Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada perusahaan yang menggelontorkan bantuannya melalui pemerintah, dalam penanganan bencana dampak asap. Sebenarnya, akunya, perusahaan tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar. Tapi, karena sense of belonging (rasa memiliki) perusahaan yang kurang, maka untuk mengeluarkan dana yang kecil saja akan berat. \"Berapalah harga masker, berapalah harga oksigen. Tapi jika kepedulian kurang itu pasti berat,\" jelasnya.

Memang dampak dari asap yang terjadi berbulan-bulan ini luar biasa sekali. Secara ekonomi ada ratusan triliun Jambi dirugikan. Kemudian banyak juga masyarakat yang terjangkit ISPA.

Kondisi ini tentu telah menyesakkan masyarakat Sumatera dan Kalimantan. Tidak ketinggalan Orang Rimba yang mendiami hutan-hutan sekunder di Provinsi Jambi.

Pola hidup mereka yang tinggal di pondok-pondok sederhana di alam terbuka menyebabkan Orang Rimba kesulitan untuk melindungi diri dari serangan kabut asap. Akibatnya sebagian besar Orang Rimba terserang ISPA dan penyakit pernafasan lain serta penyakit pencernaan.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan musim kering yang juga sudah berlangsung lama. Sehingga ketersediaan hewan buruan juga semakin menyusut. Melihat persoalan ini, perlu adanya langkah antisipasi terutama membantu Orang Rimba untuk bertahan dan melewati musim asap tahun ini.

“Sekarang serba sulit, anak-anak sudah banyak yang sakit, kabut asap sudah mengganggu kami. Akhirnya kami suruh anak-anak keluar (rimba), cari tempat aman dulu,” kata Mangku Besemen, salah satu tetua Orang Rimba di Kedudung Muda Taman Nasional Bukit Duabelas.

Beruntung kata Mangku di luar rimba sudah ada rumah singgah yang disiapkan Warsi untuk di tempat evakuasi Orang Rimba yang tengah menghadapi musibah kabut asap. Menurut Mangku Orang Rimba memilih keluar rimba sementara, mengingat kabut asap tahun ini paling parah setelah peristiwa kabut asap yang terjadi pada tahun 1997 dan telah menyebabkan sebagian besar Orang Rimba terserang batuk-batuk dan penyakit lainnya.

“Kami juga mencari pertolongan pengobatan keluar, kebetulan WARSI membuat posko, jadi kami bisa langsung berobat di sini,”kata Mangku.

WARSI sejak beberapa waktu ini menyediakan rumah evakuasi bagi Orang Rimba khususnya di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Sarolangun. Rumah dua lantai yang merupakan kantor lapangan awalnya merupakan tempat transit staf WARSI sebelum ke rimba dan juga merupakan rumah singgah bagi Orang Rimba. Sejak asap menggila di kawasan ini, diubah fungi menjadi tempat evakuasi Orang Rimba dari kelompok Kedundung Muda dan sekitarnya. Di ruangan ini disediakan dua ruangan khusus yang disterilkan dari asap yang dilengkapi dengan penjernih udara. Ruangan ini di khususnya bagi anak-anak dan ibu hamil serta menyusui. 

Selain itu, para Fasilitator Kesehatan WARSI juga siaga ditempat ini untuk merawat Orang Rimba yang membutuhkan penanganan kesehatan. Ada sekitar 80 kepala keluarga (KK) Orang Rimba yang tinggal tempat rumah evakuasi ini, yang sebagian besar mengalami gangguan kesehatan. 

Fasilatator Kesehatan WARSI Yomi Rivandi mengatakan, keluhan utama Orang Rimba adalah batuk, diare dan masalah kulit. “Kita rawat mereka yang mengalami masalah kesehatan, namun jika ada kondisinya yang buruk akan segera kita rujuk ke rumah sakit terdekat,”sebut Yomi sembari menyebutkan WARSI juga menyediakan satu unit ambulans untuk membantu keadaan darurat. Hasil pemeriksaan 40 orang terserang ISPA, 30 anak-anak dan 10 orang dewasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: