>

Bandara Jambi Mulai Beroperasi

Bandara Jambi Mulai Beroperasi

Dua Hari Jambi Diguyur Hujan

JAMBI – Tanah Jambi mulai basah sejak diguyur hujan dua hari ini. Asap juga mulai menghilang di langit Jambi. Warga berharap hujan terus membasahi bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Kemarin (28/10), satu Maskapai Lion Air JT 608 mendarat perdana di Bandara STS Jambi, sekira pukul 18.00 WIB. Namun, dari realas yang disamapikan BMKG Jambi kepada Harian Pagi Jambi Ekspres, awal musim hujan di Provinsi Jambi diprediksi November dasarian 2 dan Desember dasarian 2. Hal itu berdasarkan anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik yang menjadi acuan dalam pemantauan el nino, terus menunjukkan kondisi el nino yang cukup kuat.

”Sejak pertengahan September index el nino bertahan disekitar batas ambang el nino,” kata Kepala BMKG STS Jambi, Nurangesti Widyastuti. ”BMKG memprediksi intensitas el nino masih berpeluang menguat hingga akhir tahun,” jelasnya lagi.

 Sementara itu, kemarau yang melanda Provinsi Jambi beberapa bulan ini berdampak buruk terhadap tanaman pangan di Kota Jambi. Ada lima Kecamatan yang gagal panen. Yaitu, Telanaipura, Danau Teluk, Pelayangan, Jambi Selatan dan Jambi Timur.

Akibat gagal panen itu, setidaknya Kota Jambi kehilangan 5.530 ton padi. Target produksi padi sebesar 8.000 ton itu tidak akan tercapai. ”66,29 persen taget produksi padi kita hilang,” kata Walikota Jambi, Sy Fasha.  

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (DPPPK) Kota Jambi, Rita Ningsih mengatakan, seluas 384,5 hektare tanaman padi di sawah Kota Jambi mengalami puso atau gagal panen. ”Dari luas tanam seluas 980 hektare, yang mengalami puso seluas 384,5 hektare,” akunya.

Disisi lain, untuk menghadapi musim penghujan, Dinas PU Kota Jambi, Hairudin Pikri mengatakan, pihaknya tengah membersihkan 8 titik drainase. Misalnya, di Sungai Asam, Sungai Selincah. ”Nanti, jika datang hujan, drainase itu tak lagi tersumbat,” akunya.

Tapi, yang menjadai kendala ialah, kesadaran masyarakat setempat yang selalu membuang sampah sembarangan. ”Pembersihan rutin kita lakukan, setahun 2 kali,” jelasnya. Diakuinya, untuk pembenahan drainase baru, PU akan mengusulkan di tahun anggaran 2016.

Umar, Ketua RT 8 Kelurahan Simpang III Sipin Kecamatan Kota Baru mengeluhkan drainase di wilayahnya itu. Drainase tak mampu menampung air sehingga menjadi langganan banjir jika datang musim penghujan.

”Setiap hujan deras, warga kita selalu kena banjir, ketinggannya mencapai 1 meter dinding rumah,” akunya. Dijelasknnya, drainase di wilayahnya itu dibangun sejak 1996. Namun belum ada perbaikan dari pemerintah. ”Sebelumnya warga hanya membuat pembatas seadanya dengan karung yang diisi pasir, tapi tidak bertahan lama,” pungkasnya.(hfz)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: