>

Ratusan Sekolah Rusak Berat

Ratusan Sekolah Rusak Berat

JAMBI –  Pekerjaan rumah (PR) pemerintah daerah (Pemda) demikian besar. Meski undang-undang sudah mengamanatkan alokasi dana pendidikan 20 persen, tapi masih banyak infrastruktur pendidikan yang rusak. Hal ini mewarnai sekolah-sekolah di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Ada yang rusak ringan, sedang, hingga rusak berat.

Sekolah dalam kondisi rusak ini menyebar di kabupaten/kota. Misalnya, di kota Jambi, ada 179 sekolah di setiap jenjang yang rusak berat. Di kabupaten Muarojambi lebih miris lagi, ditemukan masih ada sekolah yang beralas tanah. Sekolah tersebut yakni, SD Perintis yang ada di Desa Tanjung Lebar Kecamatan Bahar Selatan, Muarojambi. Di kabupaten Merangin, Sabtu (24/10) lalu, dua kelas SDN 02 Bangko ambruk. Akibatnya, para murid belajar di masjid. Kondisi memprihatinkan ini belum termasuk di kabupaten lain.

Nur Hamid Hadi, Kabid Bina Program Dinas Pendidikan Kota Jambi dikonfirmasi mengakui 176 sekolah di Tanah Pilih Pesako Betuah ini rusak. ‘’Pemerintah berupaya untuk memperbaiki semuanya,’’ ucapnya.

Sekolah yang rusak berat paling banyak ialah SD, SMP, SMA dan SMK. Dari data Dinas Pendidikan, SD yang rusak ringan sebanyak 151 sekolah, rusak berat  143 Sekolah. Tingkat SMP, 67 sekolah rusak ringan, 18 rusak berat. Tingkat SMA, rusak ringan 30 sekolah, rusak berat 16. SMK, rusak ringan 3 sekolah, rusak berat 2 sekolah.

”Ini menjadi perhatian kita untuk diperbaiki,” katanya, saat dikonfirmasi, (7/10) kemarin. Kata dia, sekolah yang rusak ringan itu menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing dengan menggunakan dana BOS. Sedangkan sekolah yang rusak berat menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Kota Jambi.

”Di APBD murni dianggarkan,” jelasnya. Tak semua sekolah yang terdata mengalami kerusakan langsung diperbaiki. Setidaknya baru 50 persen yang akan diperbaiki dikarenakan angaran yang terbatas. SD 25 sekolah, SMP 2, SMA 4 dalam perbaikan.

”Nilai kerusakan diatas Rp 10 juta ke atas, tanggung jawab Dinas Pendidikan Kota. Untuk anggaran 2015, rehabnya sedang dilaksanakan,” akunya. Volume kerusakan pada sekolah bisa berubah. Dalam satu tahun bisa beruah dari rusak ringan ke rusak sedang.

Rencananya, Kata Nur Hamid, di 2016, Diknas akan menggunakan DAK untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Sekolah rawan banjir, Disdik bekerja sama dengan Dinas PU Provinsi Jambi. Karena menyangkut Infrastruktur yang berkaitan dengan lingkungan. Karena tidak bisa diatasi oleh Disdik sendiri.

”Ada sekitar 10 titik sekolah yang rawan banjir.  Tapi Saya tidak ingat data pastinya,” jelasn Nur Hamid. Untuk antisipasinya, jika memasuki musim penghujan, dilakukan perbaikan drinase. ”Di 2015 ini kita lakukan peninggian. Sekolah yang menggunakan tiang kayu, kita ganti beton,” ujarnya.

Abdullah Thaif, Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi mengatakan, untuk melakukan perbaikan sekolah yang rusak, Pemerintah harus melakukannya perlahan-lahan karena menyangkut anggaran. ”Lihat mana yang prioritas mana yang tidak, yang paling parah, itu yang diperbaiki terlebih dahulu,” pungkasnya.

Dari Kabupaten Muarojambi dilaporkan bahwa sampai saat ini masih ditemukan beberapa sekolah yang terbilang kurang layak atau bahkan tidak layak, salah satunya ialah dimana ditemukan siswa belajar beralaskan tanah.

Bahkan, kondisi SD ini dapat dikategorikan tidak layak pakai. Padahal, Kabupaten Muarojambi menjadikan sektor pendidikan sebagai pembangunan skala prioritas dan anggaran yang digelontorkan untuk pendidikan cukup besar.

Selain beralaskan tanah, seng sekolah ini sudah kusam alias berkarat. Siswa juga masih menggunakan meja yang kondisinya sudah rapuh dan berkursikan kursi plastik. \"Beginilah kondisinya, kita juga bingung kalau mau kita bangun secara swadaya kita tidak punya uang,\" kata orang tua wali yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan.

Dijelaskan, di sekolah berdinding papan itu, siswa di SD rata-rata berasal dari Desa Tanjung Lebar Sungai Bahar Kabupaten Muarojambi. Sementara kondisi gedung sekolah yang rusak tersebut sudah lama dikeluhkan para siswa, mereka mengaku tidak nyaman belajar di ruang kelas yang cukup memperhatinkan.

Sementara itu, Kepala Bidang TK/SD Dinas pendidikan Muarojambi, M. Zen mengatakan, SD Tanjung Lebar tak bisa dibangun. Penyebabnya, sekolah itu terbentur dengan batas wilayah antara Kabupaten Batanghari dengan Muarojambi. \"Kalau dak itu, sudah kita bangun,\" katanya

.(hfz/era)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: